Terjemahan Lirik Agalloch - Lagu She Painted Fire Across The Skyline

Oh dismal mourning…
Oh menyedihkan berkabung …
I open my weary eyes once again
Aku membuka mataku yang letih sekali lagi
My life has been left hollow and ashes have filled the gorge of my within
Hidupku telah ditinggalkan berongga dan abu telah memenuhi ngarai tempatku
Last night I hoped and wished I'd die in my sleep but no catharsis was granted to
Tadi malam aku berharap dan berharap bisa mati dalam tidurku tapi tidak ada katarsis yang diberikan
me
saya
Will this pain ever pass?
Akankah rasa sakit ini pernah berlalu?
The enchanting perfume of winter and the bleak, cold breath of her still haunts
Parfum musim dingin yang mempesona dan napasnya yang suram dan dingin yang menghantuinya masih menghantui
me…
saya…
Oportet ubique pulchritudinem evanescere
Oportet ubique pulchritudinem evanescere


So half of me rode to the mountains and the other half soared high in the winds
Jadi setengah dari saya berkuda ke pegunungan dan separuh lainnya melonjak tinggi dalam angin
to a place where the angels had fallen, the soil gagged and choked on their wings
ke tempat para malaikat telah jatuh, tanah disumbat dan tersedak sayap mereka
My soul was the pale skyline that she stretched across the horizon
Jiwaku adalah cakrawala pucat yang dia rentangkan di cakrawala
Two years had brought the fire that she paints upon my loathsome canvas
Dua tahun telah membawa api yang dilukisnya di atas kanvasku yang menjijikkan


She is the dark one…
Dia adalah yang gelap …
As a bird I watched her from my cold tower in the heavens
Sebagai burung aku mengawasinya dari menara dinginku di langit
and when she fell from the northplace, I flew down and embraced her
dan ketika dia jatuh dari utara, aku terbang ke bawah dan memeluknya
I took her where the snow falls forever, she showed me the haunted woods
Aku membawanya ke tempat salju turun selamanya, dia menunjukkan kepadaku hutan yang angker
We gathered together in the oaken palace, free from both death and life
Kami berkumpul di istana oaken, terbebas dari kematian dan kehidupan
The fire blazed in her eyes one day and she tore the soul from my chest
Api berkobar di matanya suatu hari dan dia merobek jiwaku dari dadaku
With a bleeding heart, I flew back to my cold tower
Dengan hati yang berdarah, aku terbang kembali ke menara dinginku
to never escape and lie in a pool of death forever
untuk tidak pernah melarikan diri dan berbaring di kolam kematian selamanya


I saw the nightfall…
Aku melihat malam itu …
It called to me like a river of shadows
Itu memanggilku seperti sungai bayang-bayang
It sang to me with the cries of a thousand ravens that blackened the sky as they
Ini bernyanyi untuk saya dengan seruan seribu gagak yang menghitam langit seperti mereka
took flight
mengambil penerbangan
and sank the Sol
dan menenggelamkan Sol
I shall never trust the sun again, Eridanis Nadir
Saya tidak akan pernah mempercayai matahari lagi, Eridanis Nadir


I ran away far into the woods
Aku lari jauh ke hutan
To find the Sol, I called to her…
Untuk menemukan Sol, aku memanggilnya …
“I don't want to be forgotten…I never wanted to be human”
“Saya tidak ingin dilupakan … Saya tidak pernah ingin menjadi manusia”
NEVER!!!!!
TAK PERNAH!!!!!


So alas the sun had descended, her fire burned brilliant in the sky
Jadi sayang matahari telah turun, apinya menyala cemerlang di langit
The trees bore their withered silhouettes, that cast a spell upon unearthly white
Pohon-pohon itu menaungi siluet mereka yang layu, yang memberi mantra pada putih yang tidak wajar
No wolf shall keep his secrets, no bird shall dance the skyline
Tidak ada serigala yang menyimpan rahasianya, tidak ada burung yang akan menari di cakrawala
And I am left with nothing but an oath that gleams like a sword
Dan aku ditinggalkan tanpa apa-apa selain sebuah sumpah yang berkilau seperti pedang
To bathe in the blood of man
Untuk mandi dalam darah manusia
Mankind…
Manusia …