Saat senja memberi jalan untuk menghangatkan balok pada fajar yang akan datang
I hover with freedom
Aku melayang dengan kebebasan
Over open surfaces of lakes
Di atas permukaan danau yang terbuka
With coming of early evening when sun lies down into mountain clefts,
Dengan datangnya sore hari ketika matahari terbenam di celah gunung,
In moonshine I am coming back in the form of hawk,
Dalam bulan nubuat saya kembali dalam bentuk elang,
Rushing headlong where forests border the horizon.
Bergegas maju ke tempat di mana hutan berbatasan dengan cakrawala.
Dark hostile lands, where wild animals rule, are my home.
Tanah yang bermusuhan gelap, tempat binatang liar memerintah, adalah rumahku.
Where roaring waterfalls rush down rocky cliffs,
Di mana air terjun yang menderu bergegas menyusuri tebing berbatu,
Wild unbridled water ruins banks,
Bank reruntuhan air tak terkendali liar,
Furrows its way through slopes and aims down, south.
Furrows jalan melalui lereng dan bertujuan ke bawah, selatan.
Where storms do not end
Dimana badai tidak akan berakhir
At time of winter kingdom's frost,
Pada saat embun beku musim dingin,
Where bunches of mist are gathering
Dimana tandan kabut berkumpul
And fade away again
Dan memudar lagi
When pure pale morning illuminates white plaines with hoarfrost,
Saat pagi pucat pucat menyinari dataran putih dengan hoarfrost,
Where time stays unmoving
Dimana waktu tetap tidak bergerak
To be formed by moments of changes.
Untuk dibentuk oleh saat-saat perubahan.
There I live in inseparable bonds of appurtenance.
Di sana saya tinggal dalam ikatan pelayanan yang tidak terpisahkan.