Setelah berminggu-minggu di padang gurun, kami menemukan sebuah tanah asing yang aneh.
A land of happy hours,
Sebuah tanah happy hour,
Where the sky is always grey and the food exceptionally greasy.
Dimana langit selalu berwarna abu-abu dan makanannya sangat berminyak.
We drank strange brown liquids,
Kami minum cairan cokelat aneh,
And our stomachs swelled up like balloons.
Dan perut kami membengkak seperti balon.
A thousand fake orgasms every night
Seribu orgasme palsu setiap malam
Behind thick dralon curtains.
Di balik tirai dralon tebal.
They go on and on and on and on.
Mereka terus dan terus dan terus dan terus.
We sank back into mauve P.V.C. sofas.
Kami tenggelam kembali ke ungu V.V.C. sofa
Outside dogs roamed the streets
Anjing luar berkeliaran di jalanan
And the rooftops glistened in the rain
Dan atap rumah berkilauan di tengah hujan
But now we’ve grown so fat we can no longer pass through the door.
Tapi sekarang kita sudah tumbuh sangat gemuk sehingga kita tidak bisa lagi melewati pintu.
So stay we must,
Jadi tetaplah kita harus,
Sprouting black hair beneath bri-nylon underwear.
Menumbuhkan rambut hitam di bawah celana dalam bri-nilon.
Yes, here we will stay
Ya, disini kita akan tinggal
These nights of suburbia go on and on and on and on and on.
Malam suburbia ini terus berlanjut dan terus dan terus dan terus dan terus.