Pandangan statis yang terus berlanjut, tak sadar akan lingkungan sekitarnya.
Empty, strained, unmoving eyes; Introverted, paralyzed
Mata kosong, tegang, tidak bergerak; Introvert, lumpuh
A burning mass of emotions denied, enraged by years of silencing.
Massa emosi yang membakar membantah, marah karena bertahun-tahun membungkam.
An accumulation of feelings suppressed, returning to devour.
Akumulasi perasaan ditekan, kembali melahap.
Bright rays of chaos, generated by subconsciousness.
Terang sinar kekacauan, yang dihasilkan oleh alam bawah sadar.
A retribution by own thoughts; twisting the mind into fits
Sebuah retribusi oleh pemikiran sendiri; Memutar pikiran menjadi pas
Fuelled with pains unveiled. Burning with contamination.
Dipicu dengan rasa sakit yang diresmikan. Membakar dengan kontaminasi.
Set afire by disowned self-lies; they penetrate the eyes.
Dipukul dengan tidak mengakui kebohongan sendiri; mereka menembus mata.
I… Am I the next? Self inflicted overload.
Aku … apakah aku berikutnya? Kelebihan yang ditimbulkan sendiri.
Thoughts returning to think me away.
Pikiran kembali memikirkanku.
I… Will I be reprieved,
Saya … akankah saya diberi tanggungan,
or am I just awaiting the sentence of my exquisite,
atau saya hanya menunggu kalimat saya yang indah,
internal machinery of torture
mesin internal penyiksaan
The turmoil arises, from the innermost core of denial.
Gejolak muncul, dari inti penyangkalan terdalam.
Shining streams of putrefaction, reflugent with disease –
Bersinar aliran pembusukan, reflugen dengan penyakit –
In outward motion to redress the balance by retaliation.
Dalam gerak lahiriah untuk memperbaiki keseimbangan dengan balas dendam.
A terminal journey to relieve cognition of Ability
Sebuah perjalanan terminal untuk meringankan kognisi Kemampuan
Minds lit like candles, by rejected senses and emotions.
Pikiran dilukis seperti lilin, oleh indra dan emosi yang ditolak.
Tearing flames, born in mind; Creations of self deception.
Merobek api, lahir dalam pikiran; Kreasi penipuan diri.
Strained, not to lose the grip – Humans locked in the new disease.
Tegang, jangan sampai kehilangan pegangan – Manusia terkunci dalam penyakit baru.
A light by eyes unseen has come to burn us clean.
Cahaya oleh mata yang tak terlihat telah datang untuk membakar kita bersih.
Ref: I… Am I the next?…….
Ref: Saya … apakah saya berikutnya? …….
I sense; The facilities of the bodily; Discorporated by the light
Aku merasakan; Fasilitas jasmani; Diskusikan dengan cahaya
All my pleas; denied
Semua permintaan saya; ditolak
By my psychological enemy
Dengan musuh psikologis saya
The inner light unseen
Cahaya bagian dalam tak terlihat
I… I’m deceived by my
Saya … saya tertipu oleh saya
Receiving eyes; – susceptible
Menerima mata; – rentan
to the endless killing-sights
untuk tak berujung pembunuhan-pemandangan
Consciousness fails the grip. Substance now decreasing
Kesadaran gagal mencengkeram. Zat sekarang menurun
Amorphous. Without shape – I’m vanishing; dematerialized
Amorf Tanpa bentuk – aku lenyap; dematerialized
My own corrosive thoughts – Probes armed with acid tools
Pikiran saya yang korosif – Probe dipersenjatai dengan alat asam
Disintegrated, I’m bleached out of reality
Terpecah, saya dikelantang keluar dari kenyataan
Scattered bits internally; My last transparent remains;
Tersebar bit internal; Saya terakhir transparan tetap;
Floating objects inanimate; Spinning into my soul
Benda terapung tidak bernyawa; Berputar ke dalam jiwaku
Defeated by my contents. Tables turned, I’m a thought repressed
Dikalahkan oleh isi saya. Meja berubah, saya pikir ditekan
I’m swallowed into myself. Destination; nothingness
Aku menelan diriku sendiri. Tujuan; ketiadaan
I… Am I the next? Self inflicted overload
Aku … apakah aku berikutnya? Kelebihan yang ditimbulkan sendiri
Thoughts returning to think me away
Pikiran kembali memikirkanku
I… Will I be reprieved
Saya … akankah saya diberi tanggungan?
Or am I just awaiting the sentence of my exquisite,
Atau aku hanya menunggu kalimat yang indah,
internal machinery of torture
mesin internal penyiksaan
I… I’ve been the next. My self inflicted overload,
Aku … aku sudah menjadi yang berikutnya. Kelebihan diri saya ditimbulkan,
My neglected thoughts have thought me undone.
Pikiran saya yang terbengkalai telah membuat saya merasa tidak berhasil.
I… I was never reprieved
Saya … saya tidak pernah diberi tangguhan
Now I know the sentence of me exquisite,
Sekarang saya tahu kalimat saya yang indah,
internal machinery of torture
mesin internal penyiksaan