Saya telah melihat pagi hari membakar emas di pegunungan di langit.
Achin’ with the feelin’ of the freedom of an eagle when she flies.
Achin ‘dengan nuansa kebebasan seekor elang saat dia terbang.
Turnin’ on the world the way she smiled upon my soul as I lay dying.
Menyalakan dunia seperti cara dia tersenyum atas jiwaku saat aku terbaring sekarat.
Healin’ as the colours in the sunshine and the shadows of her eyes.
Healin ‘sebagai warna di bawah sinar matahari dan bayang-bayang matanya.
Wakin’ in the mornin’ to the feelin’ of her fingers on my skin.
Wakin ‘di pagi hari’ merasakan jari-jarinya di kulitku.
Wipin’ out the traces of the people and the places that I’ve been.
Wipin ‘keluar jejak orang-orang dan tempat-tempat yang aku sudah.
Teachin’ me that yesterday was something that I never thought of trying.
Ajari saya bahwa kemarin adalah sesuatu yang tidak pernah saya coba pikirkan.
Talkin’ of tomorrow and the money, love and time we had to spend.
Talkin ‘besok dan uang, cinta dan waktu yang harus kita keluarkan.
Lovin’ her was easier than anything I’ll ever do again.
Lovin ‘dia lebih mudah dari apapun yang akan saya lakukan lagi.
Comin’ close together with a feelin’ that I’ve never known before, in my time.
Comin ‘berdekatan dengan nuansa yang belum pernah saya ketahui sebelumnya, di waktuku.
She ain’t ashamed to be a woman, or afraid to be a friend.
Dia tidak malu menjadi wanita, atau takut menjadi teman.
I don’t know the answer to the easy way she opened every door in my mind.
Saya tidak tahu jawaban atas cara mudahnya membuka setiap pintu di benak saya.
But dreamin’ was as easy as believin’ it was never gonna end.
Tapi dreamin ‘semudah percaya’ itu tidak akan pernah berakhir.
And lovin’ her was easier than anything I’ll ever do again.
Dan sayang dia lebih mudah dari apapun yang akan saya lakukan lagi.
Oooooh.
Oooooh.
Oooooh.
Oooooh.
Ahhh.
Ahhh.
To Fade.
Memudar.