Pertama kali saya bertemu dengannya, dia langsung menghampiri saya,
An’ said: “You’re who I’ve wanted to find.”
Seorang ‘berkata: “Anda adalah siapa yang ingin saya temukan.”
There was a man she had seen in her dreams,
Ada seorang pria yang dia lihat dalam mimpinya,
An’ it was me.
Dan itu aku.
She said: “I can’t believe it ’cause I’ve never been in here,
Dia berkata: “Saya tidak percaya karena saya belum pernah di sini,
“An’ I’ve passed this place so many times.”
“An ‘Saya telah melewati tempat ini berkali-kali.”
It was her night to find destiny,
Itu adalah malamnya untuk menemukan takdir,
An’ it was me.
Dan itu aku.
An’ we danced every song that they played,
‘Kami menari setiap lagu yang mereka mainkan,
An’ talked until closin’ time.
Waktu ‘berbicara sampai tutup’.
The closer I held her,
Semakin dekat aku memeluknya,
The more I knew her destiny wasn’t that far from mine.
Semakin aku tahu takdirnya tidak jauh dariku.
The I saw a reflection of someone unfamiliar,
Saya melihat sebuah refleksi dari seseorang yang tidak dikenal,
Lookin’ back when I looked in her eyes.
Lihat kembali saat aku melihat ke dalam matanya.
The happiest man I’d ever seen,
Pria paling bahagia yang pernah kulihat,
An’ it was me.
Dan itu aku.
An’ we danced every song that they played,
‘Kami menari setiap lagu yang mereka mainkan,
An’ talked until closin’ time.
Waktu ‘berbicara sampai tutup’.
The closer I held her,
Semakin dekat aku memeluknya,
The more I knew her destiny wasn’t that far from mine.
Semakin aku tahu takdirnya tidak jauh dariku.
She wasn’t lookin’, an’ I wasn’t lookin’:
Dia tidak melihat, ‘Saya tidak melihat-lihat:
Ain’t it funny that that’s when love was found.
Bukankah lucu saat itulah cinta ditemukan.
She still calls it her lucky night:
Dia masih menyebutnya malam yang beruntung:
Yeah, someone was lucky, she’s right,
Ya, ada yang beruntung, dia benar,
But it was me.
Tapi itu aku.
Ah, it was me.
Ah, itu aku.