Melalui hamparan yang tidak menguntungkan
einer unbefleckten Sonnenferne
jarak berjemur yang tak bernoda
schreitet langsam Fußes
berjalan perlahan dengan berjalan kaki
das letzte Sakrament, bereit,
Sakramen terakhir, siap
die Tür zu öffnen,
untuk membuka pintu,
welche das Vergessen
yang lupa
in seiner glorreichen Allwissenheit
dalam kemahatahuannya yang mulia
meiner sterblichen Leere offenbart
terungkap ke dalam kekosongan fana saya
Es ist nicht die Asche
Itu bukan abu
welche auf mein Haupt regnet
yang hujan di kepalaku
es ist viel mehr
itu jauh lebih
die gekreuzigte Verdammnis
kutukan yang disalibkan
welche der Wiederkehr
yang mana yang kembali
meiner filigranen Unrast entsagt
Aku meninggalkan keributan berkabut
Hoch am dämmrigen Firmament
Tinggi di cakrawala yang tidak aktif
erklimmt meine Geduld
memanjat kesabaran saya
die Versagung meiner frühen Sühne
penolakan gigi awal saya
Denn ich bin das Geleit
Karena aku pendampingnya
der erhabene Schönheit
keindahan agung
des Todes.
kematian
Through treacherous vastness
Melalui luasnya pengkhianatan
of an untouched distant sun
matahari yang tak tersentuh
slowly striding on foot
perlahan berjalan kaki
the last sacrament, readily
sakramen terakhir,
Opens the door,
Membuka pintu,
To Obliveon
Untuk Obliveon
in its' glorious omniscience
dalam kemunafikannya yang mulia
revealing my empty mortality
mengungkapkan kematianku yang kosong
It isn't the ashes
Itu bukan abu
Which rains upon my head
Hujan di atas kepalaku
But rather
Tapi lebih tepatnya
The confused damnation
Kerusakan yang membingungkan
That reconsiders
Itu reconsiders
My renounced restless filigree
Kerinduanku yang resah
High on the dawning firmament
Tinggi di cakrawala fajar
Climbs my patience
Mendaki kesabaran saya
Denying my early repentance
Menyangkal pertobatan awal saya
For I am the guardian
Karena aku adalah wali
of exalted beauty
keindahan agung
of death
kematian