Ada orang diam di menara
Mute in a blinded world
Bisu di dunia yang buta
Yet words dance on virgin lips
Namun kata-kata menari di bibir perawan
Freezing the winds of blood
Membekukan angin darah
Clad in layers of darkest velvet
Berbalut lapisan beludru paling gelap
Drenched in the gloomy light of dawn
Terang dalam cahaya suram menjelang subuh
All black
Semua hitam
And in his wait for the grand finale
Dan saat dia menunggu grand finale
Standing atop of the stairs
Berdiri di atas tangga
From dawn to dusk his heart's ablaze
Dari fajar hingga senja, jantungnya terbakar
Uncovering words from an obsolete state of mind
Mengungkap kata-kata dari keadaan pikiran yang usang
Sharpen them, turn them into arrows
Pertajam mereka, ubah mereka menjadi anak panah
Descend into grief, without a bow no arrows fly
Turun ke dalam kesedihan, tanpa busur tidak ada anak panah yang terbang
Bitter black
Pahit hitam
Passing through the ebony archways
Melewati jalan setapak kayu eboni
Hand in hand with the wisdom of stars
Bergandengan tangan dengan hikmat bintang
Wisdom dressed in blackest array
Kebijaksanaan berpakaian dalam susunan paling hitam
There is no man in that tower
Tidak ada orang di menara itu
Walking the shores in black
Berjalan di pantai hitam
Bitter frost now bite the walls of hope
Bitter frost sekarang menggigit dinding harapan
No traces in the sand
Tidak ada jejak di pasir