Pernah ada seorang guru yang sangat terkenal
Whose words were like the tablets of stone
Kata-kata seperti itu seperti lempengan batu
Because it's easier to learn than unlearn
Karena lebih mudah belajar daripada tidak mempelajarinya
Because we've passed the point of no return
Karena kita sudah melewati titik tidak bisa kembali
Gather your goods and follow me
Kumpulkan barangmu dan ikuti aku
Or you will surely die
Atau Anda pasti akan mati
I was only a child of the city
Saya hanya anak-anak kota
My parents were children of immigrant stock
Orang tua saya adalah anak-anak dari imigran
So we followed as followers go
Jadi kita ikuti sebagai pengikut pergi
Over a mountain with a napkin of snow
Di atas gunung dengan serbet salju
And ate the berries and roots
Dan memakan buah dan akar
That grow along the timberline
Itu tumbuh di sepanjang jalur kayu
Deeper and deeper the dreamer of love
Lebih dalam dan lebih dalam pemimpi cinta
Sleeps on a quilt of stars
Tidur di atas selimut bintang
It's cold
Ini dingin
Sometimes you can't catch your breath
Terkadang Anda tidak bisa menahan napas
It's cold
Ini dingin
Time and abundance thickened his step
Waktu dan kelimpahan menebal langkahnya
So the teacher divided in two
Jadi guru terbagi dua
One half ate the forests and fields
Satu setengah memakan hutan dan ladang
The other half sucked all the moisture from the clouds
Setengah lainnya menyedot semua kelembaban dari awan
And we, we were amazed at the power of his appetite
Dan kami, kami takjub dengan kekuatan nafsu makannya
Deeper and deeper the dreamer of love
Lebih dalam dan lebih dalam pemimpi cinta
Sleeps on a quilt of stars
Tidur di atas selimut bintang
Sometimes we don't know who we are
Terkadang kita tidak tahu siapa kita
Sometimes force overpowers us and we cry
Terkadang kekuatan menguasai kita dan kita menangis
My teacher carry me home
Guruku membawaku pulang
Carry me home my teacher
Bawa saya pulang ke guru saya
Carry me home
Bawa aku pulang
Carry me home my teacher
Bawa saya pulang ke guru saya
Carry me home
Bawa aku pulang