“Naik pesawat di Fresco dan turun di Vietnam.
I walked into a different world, the past forever gone.
Aku berjalan ke dunia yang berbeda, masa lalu selamanya hilang.
I could have gone to Canada or I could have stayed in school.
Saya bisa pergi ke Kanada atau saya bisa tinggal di sekolah.
But I was brought up differently. I couldn’t break the rules.
Tapi aku dibesarkan berbeda. Aku tidak bisa melanggar peraturan.
Thirteen months and fifteen days, the last ones were the worst.
Tiga belas bulan dan lima belas hari, yang terakhir adalah yang terburuk.
One minute I kneel down and pray And the next I stand and curse.
Satu menit saya berlutut dan berdoa. Dan berikutnya saya berdiri dan mengutuk.
No place to run to where I did not feel that war.
Tidak ada tempat untuk lari ke tempat saya tidak merasakan perang itu.
When I got home I stayed alone and checked behind each door.
Ketika sampai di rumah, saya tinggal sendiri dan memeriksa di balik setiap pintu.
Still in Saigon….Still in Saigon
Masih di Saigon …. Masih di Saigon
I am Still in Saigon in my mind!
Saya masih di Saigon dalam pikiran saya!
The ground at home was covered with snow. And I was covered in sweat.
Tanah di rumah ditutupi salju. Dan aku diliputi keringat.
My younger brother calls me a killer and My daddy calls me a vet.
Adik laki-lakiku memanggilku pembunuh dan Ayahku memanggilku dokter hewan.
Everybody says that I’m someone else That I’m sick and there’s no cure.
Semua orang mengatakan bahwa saya adalah orang lain Bahwa saya sakit dan tidak ada obatnya.
Damned if I know who I am. There was only one place I was sure…
Terkutuklah jika aku tahu siapa aku. Hanya ada satu tempat yang aku yakin …
When I was
Kapan aku
Still in Saigon…Still in Saigon.
Masih di Saigon … Masih di Saigon.
I am Still in Saigon…in my mind!
Aku Masih di Saigon … dalam pikiranku!
Every summer when it rains, I smell the jungle, I hear the planes.
Setiap musim panas saat hujan, aku mencium hutan, aku mendengar pesawat terbang.
I can’t tell no one I feel ashamed. Afraid someday I’ll go insane.
Saya tidak bisa mengatakan kepada siapapun bahwa saya merasa malu. Takut suatu hari nanti aku akan menjadi gila.
****RIDE***
****MENGENDARAI***
That’s been ten long years ago and time has gone on by.
Sudah sepuluh tahun yang lalu dan waktu berlalu.
But now and then I catch myself…Eyes searchin through the sky.
Tapi sekarang dan kemudian aku menangkap diriku sendiri … Mata mencari melalui langit.
All the sounds of long ago will be forever in my head.
Semua suara yang lama sekali akan selamanya ada di kepalaku.
Mingled with the wounded’s cries and the silence of the dead…
Berbaur dengan tangisan yang terluka dan keheningan orang mati …
Cause I’m
Karena aku
Still in Saigon…Still in Saigon
Masih di Saigon … Masih di Saigon
I am still in Saigon….in my mind!
Aku masih di Saigon …. dalam pikiranku!