Dia mengemasi tindakan pesta itu,
Like a pack rat piled high with paper sacks.
Seperti tikus pak yang ditumpuk tinggi dengan kantong kertas.
Two quarts of oil, her calico cat:
Dua liter minyak, kucing belacuanya:
Man, I never seen a woman get so mad.
Man, aku tidak pernah melihat seorang wanita menjadi sangat marah.
She caught me by surprise,
Dia mengejutkanku,
When goodbye rang into the night like a steel wind chime.
Saat selamat tinggal berbunyi hingga malam seperti angin kencang.
Caught in a storm that was gettin’ worse.
Terperangkap dalam badai yang memburuk.
An’ she just grabbed purse:
Sebuah ‘dia hanya meraih tas:
I can’t believe she said it first.
Aku tidak percaya dia mengatakannya dulu.
‘Cause I was gonna leave tomorrow anyway.
Karena aku akan pergi besok juga.
I had my car all gassed up,
Saya punya mobil saya semua digas,
Everything was all in place.
Semuanya ada di tempat.
I let her have her glory, then her faith,
Aku membiarkan dia mendapatkan kemuliaannya, maka imannya,
My heart will break an’ that’s ok.
Hatiku akan mematahkan ‘tidak apa apa.
I was gonna leave tomorrow anyway.
Aku akan pergi besok juga.
I watched her tail lights disappear,
Aku melihat lampu ekornya hilang,
Grabbed a beer, chucked it down so my eyes could clear.
Meraih bir, melemparkannya ke bawah sehingga mataku bisa bersih.
An’ fear appeared.
Rasa takut muncul.
An’ suddenly silence was the only thing my heart could hear.
Tiba-tiba keheningan adalah satu-satunya hal yang bisa didengar oleh hati saya.
An’ this room is a tomb with empty walls, a broken broom.
‘Ruangan ini adalah makam dengan dinding kosong, sapu rusak.
With marks of leavin’ on the floor,
Dengan tanda leavin ‘di lantai,
Made by her shoes,
Dibuat oleh sepatunya,
Like she knew what I was gonna do.
Seperti dia tahu apa yang akan kulakukan.
Still, I can’t believe she left so soon.
Meski begitu, aku tidak percaya dia pergi begitu cepat.
‘Cause I was gonna leave tomorrow anyway.
Karena aku akan pergi besok juga.
I had my car all gassed up,
Saya punya mobil saya semua digas,
Everything was all in place.
Semuanya ada di tempat.
I let her have her glory, then her faith,
Aku membiarkan dia mendapatkan kemuliaannya, maka imannya,
My heart will break an’ that’s ok.
Hatiku akan mematahkan ‘tidak apa apa.
I was gonna leave tomorrow anyway.
Aku akan pergi besok juga.
I bet she’s somewhere between, Alberquerque, Amarillo.
Aku yakin dia ada di suatu tempat antara, Alberquerque, Amarillo.
Even at our favorite cafe:
Bahkan di kafe favorit kami:
I wish I had the guts to call.
Kuharap aku punya nyali untuk menelepon.
Just so she could hear me say.
Asal dia bisa mendengarku.
‘Cause I was gonna leave tomorrow anyway.
Karena aku akan pergi besok juga.
I had my car all gassed up,
Saya punya mobil saya semua digas,
Everything was all in place.
Semuanya ada di tempat.
I let her have her glory, then her faith,
Aku membiarkan dia mendapatkan kemuliaannya, maka imannya,
My heart will break an’ that’s ok.
Hatiku akan mematahkan ‘tidak apa apa.
I was gonna leave tomorrow,
Aku akan pergi besok,
I was gonna leave tomorrow anyway, yeah.
Aku akan pergi besok, ya.
Oooh.
Oooh