Melalui jendela belakang
Of our ’59 wagon
Dari gerobak ’59 kami
I watched my best friend Jamie slippin’ further away
Aku melihat sahabatku Jamie menyelinap pergi lebih jauh
I kept on wavin’, till I couldn’t see her
Aku terus mengingatnya, sampai aku tidak bisa melihatnya
And through my tears, I asked again, why we couldn’t stay
Dan melalui air mataku, aku bertanya lagi, mengapa kita tidak bisa tinggal
Momma whispered softly, “Time will ease your pain.
Bisik Momma lembut, “Waktu akan meringankan rasa sakitmu.
Life’s about changin’; nothin’ ever stays the same
Hidup tentang changin ‘; tidak akan tetap sama
And she said, “How can I help you
Dan dia berkata, “Bagaimana saya bisa membantu Anda?
To say goodbye?
Untuk mengatakan selamat tinggal?
It’s okay to hurt
Tidak apa-apa menyakiti
And it’s okay to cry.
Dan tidak apa-apa untuk menangis.
Come, let me hold you,
Ayo, biarkan aku memegangmu,
And I will try…
Dan aku akan mencoba …
How can I help you
Apa yang bisa saya bantu
To say goodbye?”
Untuk mengatakan selamat tinggal?”
I sat on our bed, while he packed his suticase
Aku duduk di tempat tidur kami, sementara dia mengemasi suticase-nya
I held a picture of our wedding day
Aku memegang foto hari pernikahan kami
His hands were tremblin’
Tangannya tremblin ‘
We both were cryin’
Kami berdua menangis ‘
He kissed me gently, then he quickly walked away
Dia menciumku dengan lembut, lalu dia cepat-cepat pergi
I called up Momma
Aku memanggil Momma
She said, “Time will ease your pain.
Dia berkata, “Waktu akan meringankan rasa sakit Anda.
Life’s about changin; nothin’ ever stays the same.”
Hidup tentang changin; tidak akan tetap sama. “
And she said, “How can I help you
Dan dia berkata, “Bagaimana saya bisa membantu Anda?
To say goodbye?
Untuk mengatakan selamat tinggal?
It’s okay to hurt,
Tidak apa-apa menyakiti,
And it’s okay to cry.
Dan tidak apa-apa untuk menangis.
Come, let me hold you,
Ayo, biarkan aku memegangmu,
And I will try….
Dan saya akan coba ….
How can I help you
Apa yang bisa saya bantu
To say goodbye?”
Untuk mengatakan selamat tinggal?”
Sittin’ with Momma, alone in her bedroom
Sittin ‘bersama Momma, sendirian di kamar tidurnya
She opened her eyes, and then squeezed my hand
Dia membuka matanya, lalu meremas tanganku
She said, “I hafto go now. My time here is over.”
Dia berkata, “Saya harus pergi sekarang, waktuku sudah berakhir.”
And with her final words she tried to help me understand
Dan dengan kata-kata terakhirnya dia mencoba membantu saya mengerti
Momma whispered softly, “Time will ease your pain.
Bisik Momma lembut, “Waktu akan meringankan rasa sakitmu.
Life’s about changin’;nothin’ ever stays the same.
Hidup tentang changin ‘; tidak ada yang akan tetap sama.
And she said,” How can I help you to say goodbye?
Dan dia berkata, “Bagaimana saya bisa membantu Anda untuk mengucapkan selamat tinggal?
It’s okay to hurt, and it’s okay to cry.
Tidak apa-apa untuk menyakiti, dan tidak apa-apa untuk menangis.
Come, let me hold you,
Ayo, biarkan aku memegangmu,
And I will try….
Dan saya akan coba ….
How can I help you, to say goodbye?”
Bagaimana saya bisa membantu Anda, mengucapkan selamat tinggal? “
How can I help you to say goodbye?
Bagaimana saya bisa membantu Anda mengucapkan selamat tinggal?