lagu - Terjemahan Lirik Blue Comb '78

Summer of 1978,
Musim panas tahun 1978,
My sister and I in the back seat just wait.
Adikku dan aku di kursi belakang tunggu saja.
We pass the time by making lines in the seat that we can’t cross,
Kita melewatkan waktu dengan membuat garis di kursi yang tidak bisa kita lewati,
A thin line like dental floss.
Garis tipis seperti benang gigi.
She threw my new blue comb out the window, somewhere on I-70.
Dia melemparkan sisir biru baruku ke luar jendela, di suatu tempat di I-70.
Dad said, “I’m sorry, but we can’t go back,”
Ayah berkata, “Maaf, tapi kita tidak bisa kembali,”
We’re never going back to get it.
Kami tidak akan pernah kembali untuk mendapatkannya.
It was the first comb I ever had.
Itu adalah sisir pertama yang pernah saya miliki.
Got it just that morning from my mom and my dad.
Mendapat saja pagi itu dari ibuku dan ayahku.
Light blue in color, I could never find another,
Warna biru muda, aku tidak pernah bisa menemukan yang lain,
comb like that, big and fat…
sisir seperti itu, besar dan gemuk …
So tell me, have you seen my comb?
Jadi katakan padaku, apakah kamu sudah melihat sisir saya?
Last time I saw it, it was in her hands,
Terakhir kali aku melihatnya, itu ada di tangannya,
And then it was bouncing down the road.
Dan kemudian terpental di jalan.
It wasn’t fancy, it wasn’t brown,
Itu tidak mewah, itu tidak cokelat,
But now it might be from lying on the ground.
Tapi sekarang mungkin dari berbaring di tanah.
So tell me, have you seen my comb?
Jadi katakan padaku, apakah kamu sudah melihat sisir saya?
Driving down the road in September,
Mengemudi di jalan pada bulan September,
I was only five but I still remember,
Aku hanya lima tapi aku masih ingat,
Where the highway turns at the bottom of the hill,
Dimana jalan raya berbelok di bagian bawah bukit,
My parents both up front ’cause they loved each other still.
Kedua orangtuaku ada di depan karena mereka saling mencintai.
Maybe just a comb made of plastic,
Mungkin hanya sisir yang terbuat dari plastik,
Or an action of a sibling lacking couth,
Atau tindakan saudara kandung yang kurang sehat,
But something that was thrown out that window,
Tapi sesuatu yang dilempar keluar jendela itu,
Was the last great symbol of my youth.
Apakah simbol terakhir dari masa mudaku?
Have you seen my comb?
Pernahkah kamu melihat sisirku?
Last time I saw it, it was in her hands,
Terakhir kali aku melihatnya, itu ada di tangannya,
And then it was bouncing down the road.
Dan kemudian terpental di jalan.
It wasn’t fancy, it wasn’t brown,
Itu tidak mewah, itu tidak cokelat,
But now it might be from lying on the ground.
Tapi sekarang mungkin dari berbaring di tanah.
So tell me, have you seen my comb?
Jadi katakan padaku, apakah kamu sudah melihat sisir saya?