Cerita:
Tired and submissive
Lelah dan patuh
Lying down on the black altar
Berbaring di altar hitam
She waits passive and anguished
Dia menunggu pasif dan sedih
A frost silence guides into the assembly
Sebuah panduan diam membungkuk ke dalam majelis
Priest Reflection:
Refleksi pendeta:
Only my invocation resounds in the heads of the followers
Hanya doa saya yang terdengar keras di kepala para pengikut
Priest With The Crowd:
Priest With The Crowd:
Glory to you Ounis
Kemuliaan untukmu Ounis
Praise be to Ounis
Pujian untuk Ounis
The Priest:
Pendeta:
So her blood nay quench your thirst
Jadi darahnya tidak memuaskan dahaga Anda
So her meat may appease your hunger
Jadi, dagingnya bisa menenangkan rasa lapar Anda
For you, we’ll eat the red crown
Bagimu, kita akan makan mahkota merah
For you, we’ll lick the green crown
Bagi Anda, kita akan menjilat mahkota hijau
Priest With The Crowd:
Priest With The Crowd:
Glory to you Ounis
Kemuliaan untukmu Ounis
Praise be to Ounis
Pujian untuk Ounis
Narration:
Cerita:
The blade penetrates deeply in the young flesh
Pisau itu menembus jauh di dalam daging muda
All together copulate with the bloody wounds
Semua bersekutu dengan luka berdarah
The Priest:
Pendeta:
Here’s the theater of our dreams
Inilah teater impian kita
This is the beauty of absurdity
Inilah keindahan absurditas
Priest With The Crowd:
Priest With The Crowd:
Glory and praise be to Ounis
Kemuliaan dan pujian untuk Ounis