Saat itu hari Senin pagi hujan deras,
When Josie went from our house, never back again,
Saat Josie pergi dari rumah kami, tidak pernah kembali lagi,
Out beyond the hillside where the cattle stand,
Di luar lereng bukit tempat ternak berdiri,
With her recent lover holding her right hand.
Dengan kekasihnya baru-baru ini memegang tangan kanannya.
They both went out together in the Monday mist,
Mereka berdua pergi bersama dalam kabut Senin,
She never saw it coming, waiting at his wrist,
Dia tidak pernah melihatnya datang, menunggu di pergelangan tangannya,
He struck her swiftly and she fell right down,
Dia memukulnya dengan cepat dan dia langsung terjatuh,
Flowers grew around her a body never found.
Bunga tumbuh di sekeliling tubuhnya tidak ditemukan.
Whenever you’re walking out in the snow,
Kapan pun Anda berjalan keluar di salju,
Think of poor Josie all on her own,
Pikirkan Josie miskin sendirian,
Wherever those flowers stand out unknown,
Dimanapun bunga itu menonjol tidak diketahui,
You’ll be steppin’ on her gravestone.
Anda akan menjadi steppin ‘di nisannya.
So tell me where is Josie and where’s she flown,
Jadi, beritahu saya dimana Josie dan dimana dia diterbangkan,
You both went out together you’ve come back alone,
Anda berdua pergi bersama-sama Anda telah kembali sendirian,
You sit so sadly with a face so cold,
Anda duduk sangat sedih dengan wajah yang sangat dingin,
You’re no more paler though than the life you stole.
Anda tidak lagi pucat meski dibandingkan dengan kehidupan yang Anda curi.
Chorus
Paduan suara