- Lagu Aish Tamid Lirik Terjemahan

The place lays phased like a warrior slayed
Tempat itu berangsur-angsur seperti pejuang yang tewas
Engraved into the space with his sword still raised
Terukir ke ruang dengan pedangnya masih terangkat
Layers of charcoal sprayed through hallways
Lapisan arang disemprotkan melalui lorong
Praise relays off the walls echoing all ways
Puji rela dari dinding bergema dengan segala cara


Dirt covered earth lays beneath my rib cage
Kotoran menutupi tanah di bawah tulang rusukku
Giving birth to overgrowth invading on to path ways
Memberi kelahiran berlebih menyerang ke jalur jalan
Burnt out trees cover streets where children once played
Terbakar pohon menutupi jalanan dimana anak-anak pernah bermain
Sown seeds decay through sacred stepping stones in disarray
Menaburkan benih pembusukan melalui batu loncatan suci dalam kekacauan
Where the alter used to be placed inter-changed for bloodstains
Dimana alter digunakan untuk ditempatkan antar-berubah untuk noda darah
Sunrays illuminate the smoke filled haze
Sinar matahari menerangi kabut berisi asap
Trace of incense scents of sacrifice stayed
Jejak aroma amarah pengorbanan tinggal


Aish tamid eternally
Aish tamid selamanya
A fire burns continuously
Api menyala terus menerus
Wondering where you been
Bingung di mana Anda berada
Won’t you come on home to me?
Tidakkah kamu akan pulang ke rumah untukku?


Flash back patches of grass growing wild in fact
Flash back patch rumput tumbuh liar sebenarnya
Cracked walls burnt black like a kingdom sacked
Dinding yang retak terbakar seperti sebuah kerajaan yang dipecat
Memories like artifacts attacked yet still intact
Kenangan seperti artefak diserang namun tetap utuh
Melodies wrapped in glass and shatter with the impact
Melodi terbungkus kaca dan pecah dengan benturan


Air intermingling ringing with the singing
Udara berbaur dengan dering bernyanyi
of songs once sung, hung, flung into the rafters
lagu yang pernah dinyanyikan, digantung, dilemparkan ke kasau
Catastrophe struck the sound stuck
Bencana membuat suara macet
Disaster plastered
Bencana terpampang
The aftermath a blasted building once standing, like a starved man fasting
Setelah bangunan yang meledak sekali berdiri, seperti seorang pria kelaparan yang berpuasa
the skies expanding clouds passing, dust particles dancing,
langit melebarkan awan yang lewat, partikel debu menari,
in broken bars of light, streaming from a shaft, slashed into the ceiling,
di balok-balok cahaya yang pecah, mengalir dari poros, disayat ke langit-langit,
Sshhhh, you could feel the ground breathing.
Sshhhh, Anda bisa merasakan tanah bernafas.


Daughter of Zion is lying crying in the mist
Putri Sion terbaring menangis dalam kabut
Morning light slips in, shifting through the darkness
Cahaya pagi tergelincir masuk, bergeser menembus kegelapan
Like a morning wife reminisce having visions of her long gone prince
Seperti istri pagi yang mengenang penglihatan pangerannya yang sudah lama hilang
Memories drip rain drops tip towing emptiness
Kenangan menetes tetes hujan ujung kekosongan menderek
Intermixed with tears like fears left unfixed
Dicampur air mata seperti ketakutan tertinggal
Walls worn thin frozen fortress like dawn waiting for the sunrise of a day that got skipped
Dinding yang dikenakan benteng tipis beku seperti fajar menantikan matahari terbit suatu hari yang sempat dilewati
Like a life gone wrong wandering wilderness
Seperti hidup yang salah belaka belantara
Lovesick stripped abyss empty once luscious
Lovesick melucuti jurang sepi sekali lezat


Paint the scene so you could see, the city’s picking up speed
Cat pemandangan sehingga Anda bisa melihat, kecepatan kota mempercepat
On a bench 14th street, taxi’s streaming yellow streaks
Di sebuah bangku 14th street, gerusan taksi mengapit garis kuning
Spears piercing through my ears, you could hear the traffic speak
Tombak menembus telinga saya, Anda bisa mendengar lalu lintas berbicara
Jack hammers drill smacking through the cracking concrete
Jack palu bor menabrak beton retak
Buildings filled with windowsills spilled tangled telephone wires
Bangunan yang penuh dengan jendela tumpah kabel telepon kusut
Signs sparking neon lights flash like wild fire
Tanda lampu neon yang berkilau berkedip seperti api liar
My insides rise I start to feel paralyzed
Bagian dalam tubuh saya mulai terasa lumpuh
Let out a sigh-a melody blew by- like an ancient war cry
Sambil mendesah-melodi meledak-seperti seruan perang kuno
the way the sunlight hit the trees it really caught my eye,
Cara sinar matahari menerpa pepohonan itu benar-benar menarik mataku,
glistening’ listening’ to the breeze dancing’ through the leaves,
berkilauan ‘mendengarkan’ angin sepoi-sepoi menari ‘melalui dedaunan,
freeze, the city move’s in slow motion like a dream
Membeku, gerakan kota bergerak lambat seperti mimpi


I’m left empty like the temple turned into a fox den
Aku dibiarkan kosong seperti kuil berubah menjadi sarang rubah
Bus fumes dripping spitting into city summer sun
Bus asap menetes meludah ke kota matahari musim panas
Sifting through the ash dimly lit vision listening
Memilah-milah penglihatan redam yang redup
To the hiss lifting off a nighttime ocean
Untuk mendesis mengangkat lautan malam hari
Shim, shim, shimmering singing hair on my skin
Shim, shim, rambut bernyanyi berkilauan di kulitku
Glim, glim. Glimmering, whispering where ya been
Glim, glim. Berkilauan, berbisik dimana ya


From amidst the darkness set sail with the softness
Dari tengah kegelapan berlayar dengan kelembutan
Breeze traveling across the seas arisen from with in Mt. Zion
Angin yang melintasi lautan muncul dari Gunung Mt. Sion
Wind coming in picking up momentum
Angin datang dalam mengambil momentum
Cutting crisply through the thickness riding on a rhythm
Pemotongan garing melalui ketebalan menunggang irama
A rollercoaster sizzling, twisting down the mountain
Rollercoaster mendesis, memutar menuruni gunung
ripping rocket ship exploding like a fountain
merobek kapal roket yang meledak seperti air mancur
overflowing spilling through the courtyards of Jerusalem
meluap mengalir melalui halaman Yerusalem
Uncovering debris lifting up the fallen arisen within
Mengungkap puing-puing yang mengangkat terjatuh di dalam
to reach the yiddin even in Manhattan
untuk mencapai yiddin bahkan di Manhattan
exposed menorah glowing in the shadows of destruction
Terorah yang terpapar bersinar dalam bayang-bayang kehancuran
trailblazing through affliction
membuntuti melalui penderitaan
brushing off the branches golden
menyikat cabang emas
standing strong flames
berdiri api yang kuat
dancing like a lion roaring rising out of nothing
menari seperti seekor singa yang menderu keluar dari ketiadaan