Yang bisa kita lakukan hanyalah bertahan
All that we can do to help ourselves is stay alive…
Semua yang bisa kita lakukan untuk membantu diri kita sendiri tetap hidup …
Ragged lines of ragged grey
Garis compang-camping abu-abu compang-camping
Skeletons, they shuffle away
Kerangka, mereka beringsut pergi
Shouting guards and smoking guns
Berteriak penjaga dan merokok senjata
Will cut down the unlucky ones
Akan mengurangi yang tidak beruntung
I clutch the wire fence until my fingers bleed
Aku mencengkeram pagar kawat sampai jemariku berdarah
A wound that will not heal — a hear that cannot feel —
Luka yang tidak akan sembuh – mendengar yang tidak bisa dirasakan –
Hoping that the horror will recede
Berharap kengerian itu akan surut
Hoping that tomorrow, we’ll all be freed
Berharap besok, kita semua akan dibebaskan
Sickness to insanity
Penyakit menjadi gila
Prayer to profanity
Doa untuk senonoh
Days and weeks and months go by
Hari dan minggu dan bulan berlalu
Don’t feel the hunger — too weak to cry
Jangan merasa lapar – terlalu lemah untuk menangis
I hear the sound of gunfire at the prison gate
Aku mendengar suara tembakan di gerbang penjara
Are the liberators here — do I hope or do I fear?
Apakah pembebas di sini – apakah saya berharap atau apakah saya takut?
For my father and my brother, it’s too late
Untuk ayah dan kakak saya, sudah terlambat
But I must help my mother stand up straight…
Tapi aku harus membantu ibuku berdiri tegak …
Are we the last ones left alive?
Apakah kita yang terakhir masih hidup?
Are we the only human beings to survive?…
Apakah kita satu-satunya manusia yang bisa bertahan?