Lautan gelap kita menangis, menggeliat dalam kesengsaraan, melemparkan meludah pada cinta yang terbentang di kaki kita, intrik dari
pain we crave it's mystery neglect to explore the depths to sanctity. We reach happiness, divine in
Rasa sakit kita mendambakan misteri itu lalai untuk mengeksplorasi kedalaman kesucian. Kita mencapai kebahagiaan, ilahi
providence, our lamented desires. Lose scent of the essence, shunned is the prosperity, we feel the
pemeliharaan, keluh kesah kita. Kehilangan aroma esensi, yang dijauhi adalah kemakmuran, kita merasakannya
anxiety, self inserting the knives in our heart. Luring to degrade with bribes of affection, can't abide
Kecemasan, diri memasukkan pisau di hati kita. Memikat untuk menurunkan dengan sogokan kasih sayang, tidak bisa tinggal
divinity over our imperfection. All love is broken, sombre in devotion, the hearse of selfishness has
Keilahian atas ketidaksempurnaan kita. Semua cinta hancur, sombre dalam pengabdian, mobil jenazah mementingkan diri sendiri
drove it all away.
mengusir semuanya