Nama saya tidak penting. Begini, saya produk satu abad
which started at the height of class-conscious imperialism and ended
yang dimulai pada puncak imperialisme sadar kelas dan berakhir
with a society so reduced to totalitarian commonness that in my final
dengan masyarakat yang begitu rendah hingga totalitarian kesamaan yang di akhir saya
years at college the saying ‘mediocrity rises’ became very popular.
tahun di perguruan tinggi mengatakan ‘biasa-biasa saja naik’ menjadi sangat populer.
And being mediocre, I rose. But you’re not supposed to laugh at that.
Dan menjadi biasa-biasa saja, saya bangkit. Tapi kau tidak seharusnya menertawakan itu.
My generation has been taught to be so in touch with the latest fashion
Generasi saya telah diajarkan untuk bisa berhubungan dengan mode terbaru
that we have become faceless; we’re victims of design.
bahwa kita telah menjadi tidak berwajah; kita menjadi korban desain.
But, oddly enough, although I was taught to think of myself as a man
Tapi, anehnya, meski aku diajari memikirkan diriku sebagai laki-laki
with no face, somewhere inside my soul I believe that one day
Tanpa wajah, di suatu tempat di dalam jiwaku aku percaya suatu hari nanti
I’ll become an individual.
Aku akan menjadi individu.