Entah bagaimana nasib tak sesat,
A buttercup resided
Sebuah buttercup tinggal
In the mandarin’s orchid garden.
Di kebun anggrek mandarin.
A buttercup that did not please
Buttercup yang tidak menyenangkan
The lovely peace of such a place.
Kedamaian yang indah dari tempat seperti itu.
And so it simply
Dan begitu saja
above
atas
And begged each orchids pardon,
Dan memohon masing-masing anggrek pengacau,
The little buttercup in the orchid garden.
Buttercup kecil di kebun anggrek.
The bees keep passing daily
Lebah terus lewat setiap hari
And kiss the orchids dearly,
Dan cium anggreknya dengan anggun,
In the mandarin’s orchid garden.
Di kebun anggrek mandarin.
A buttercup
Sebuah buttercup
longing leaf,
daun kerinduan,
But love was not for such as she.
Tapi cinta bukan untuk seperti dia.
And so under the tree of love hanged I
Maka di bawah pohon cinta gantung aku
Still begging pardon,
Masih memohon pengampunan,
The lonely buttercup in the orchid garden.
Buttercup kesepian di kebun anggrek.
I too have been misguided;
Saya juga telah salah arah;
To long have I resided
Sudah lama aku tinggal
In the mandarin’s orchid garden.
Di kebun anggrek mandarin.
And all for friendliness I am,
Dan semua untuk keramahan saya,
I do not know which way to talk.
Saya tidak tahu jalan mana untuk berbicara.
Alone must I keep To beg each lady’s pardon.
Sendiri harus saya simpan untuk mohon maaf dari setiap wanita.
A lonely buttercup
Sebuah buttercup sepi
In the orchid garden.
Di kebun anggrek.