Ada seorang pria memegang megafon, pastilah dia adalah suara Tuhan.
The bystanders claimed they saw angels flying up and down the block.
Para pengamat mengatakan bahwa mereka melihat malaikat terbang naik turun dari blok.
Well, they must have been attached to wires.
Yah, mereka pasti sudah terikat pada kabel.
I seen one laying in the lawn with a broken arm,
Aku melihat seseorang berbaring di halaman dengan lengan patah,
so I called 911.
jadi saya menelepon 911.
Well, that is one less founded opinion.
Nah, itu adalah satu pendapat yang kurang terarah.
One more cause for a dispute.
Satu lagi penyebab perselisihan.
So the street filled like a basin up with cameras and their crews and they washed away the rumors leaving just the concrete truth.
Jadi jalan yang dipenuhi seperti baskom dengan kamera dan kru mereka dan mereka menyingkirkan desas-desus yang meninggalkan kebenaran konkret.
It was a spectacle.
Itu adalah tontonan.
No, I…I mean a miracle.
Tidak, saya … maksud saya sebuah keajaiban.
So I fell like that girl from a balance beam.
Jadi aku jatuh seperti gadis itu dari balok keseimbangan.
A gymnasium of eyes all were holding on to me.
Sebuah gimnasium mata tertahan pada saya.
I lifted one foot to cross the other and I felt myself slipping.
Aku mengangkat satu kaki untuk menyeberang yang lain dan aku merasa diriku tergelincir.
It was a small mistake.
Itu adalah sebuah kesalahan kecil.
Sometimes that's all it takes.
Terkadang hanya itu yang dibutuhkan.
Now I'm staring at my wrist, hoping that the timing is right.
Sekarang aku menatap pergelangan tanganku, berharap waktunya tepat.
When the planets will align.
Bila planet akan sejajar.
There will be no planets to align.
Tidak akan ada planet yang bisa diselaraskan.
Just the carcass of the sun and those painted marbles spinning endless through an endless black sky.
Hanya bangkai matahari dan kelereng-kelereng yang dilukis itu berputar tanpa henti melalui langit hitam yang tak ada habisnya.
(and so it never started and it will never stop just like I am and you are)
(dan karenanya tidak pernah dimulai dan tidak akan pernah berhenti sama seperti saya dan Anda)
It was in a foreign hotel bathtub I baptized myself in change.
Di bathtub hotel asing aku membaptis diriku sendiri dalam perubahan.
And one by one I drowned all of the people I had been.
Dan satu per satu saya menenggelamkan semua orang yang pernah saya temui.
AndI emerged to find the parallels were fewer.
AndI muncul untuk menemukan kesejajaran yang kurang.
I was cleansed.
Saya disucikan
I looked in the mirror and someone new was there. But I was as helpless as a chess piece when I was lifted up by someone's hand and delivered from the corner my enemies had got me in.
Aku melihat ke cermin dan seseorang yang baru ada di sana. Tapi aku sama tak berdayanya seperti sepotong catur saat aku diangkat oleh tangan seseorang dan dikirim dari sudut yang oleh musuh-musuhku berhasil masuk.
But in all of my salvation I still felt imprisoned inside that holding cell that is myself.
Tapi dalam semua keselamatan saya, saya masih merasa dipenjara di dalam sel tahanan itu sendiri.
So I wait for the day when I'll hear the key as it turns in the lock and the guard will say to me, “Oh my patient prisoner you waited for this day and finally you are free! You are free! You are freezing.”
Jadi saya menunggu hari ketika saya akan mendengar kuncinya karena ternyata kunci dan penjaga akan berkata kepada saya, “Oh tahanan pasien saya, Anda menunggu sampai hari ini dan akhirnya Anda bebas! Anda bebas! Anda membeku. . “
Now I'm staring at the sun, waiting for it to explode.
Sekarang aku menatap matahari, menunggunya meledak.
Because a day is gonna come, don't know when, but it will come.
Karena suatu hari akan datang, tidak tahu kapan, tapi akan datang.
And then we'll finally know the way out of here.
Dan akhirnya kita tahu jalan keluar dari sini.
And I'll throw away this wrinkled map and my chart of stars and compass, cracked.
Dan aku akan membuang peta yang kusut ini dan bagan bintang dan kompasku, retak.
And I&#
Dan saya&#