Di cabang pohon
There are birds instead of leaves.
Ada burung bukan daun.
All at once, they lift through trees
Sekaligus, mereka mengangkat melalui pepohonan
To reveal the unseen.
Mengungkapkan yang tak terlihat.
A blindfold of wings
Tutupan sayap
Held us from perfect sight,
Mengadakan kita dari penglihatan yang sempurna,
While saving unready eyes.
Sambil menyimpan mata belum terbuka.
All will be lost, all will be well.
Semua akan hilang, semuanya akan baik-baik saja.
All will be loved when living is hell.
Semua akan dicintai saat hidup adalah neraka.
We’ll cry dead leaves to grow.
Kita akan menangis mati daun untuk tumbuh.
In broken English,
Dalam bahasa Inggris yang rusak,
Arguments igniting fires,
Argumen yang memicu kebakaran,
We’ll sing in off-key choirs
Kami akan bernyanyi dalam paduan suara off-key
Of an ageless rebirth.
Kelahiran kembali tanpa awet muda
After feathers disappear,
Setelah bulu hilang,
Our bodies will heal and repair.
Tubuh kita akan sembuh dan diperbaiki.
Sent down in envelopes,
Dikirim dalam amplop,
A white sea of dangerous hope.
Laut putih harapan berbahaya.
Arms overflow with the weightless flood of words,
Lengan meluap dengan banjir kata-kata,
Perfect ears let truth be heard,
Telinga yang sempurna biarkan kebenaran didengar,
And we will learn to let go.
Dan kita akan belajar melepaskannya.
We will learn to let go.
Kita akan belajar melepaskannya.
We’ll pull each letter one by one,
Kami akan menarik setiap huruf satu per satu,
Every ribbon comes undone.
Setiap pita datang dibatalkan.
Our little eyes and little souls
Mata kecil dan jiwa kecil kita
Will now be strong enough to hold
Sekarang akan cukup kuat untuk dipegang
The divorce of need.
Perceraian kebutuhan
Explanations breathe for us.
Penjelasan bernafas bagi kita.
On paper waves we sway.
Di atas gelombang kertas kita bergoyang.
Our bodies get lifted away, outside of space.
Mayat kita terangkat, diluar ruang.
We’ll send down the envelopes,
Kami akan menyerahkan amplopnya,
The forest resets in hope
Hutan diatur kembali dengan harapan