Kita tinggal di danau, dan terkadang ada ombak;
I guess that explains why we’ve been led astray.
Saya kira itu menjelaskan mengapa kita telah disesatkan.
Because if the west is what we need, you can bet we’ll be heading east.
Karena jika barat adalah yang kita butuhkan, Anda bisa bertaruh kita akan menuju ke timur.
We’re so easily distracted by the slightest breeze.
Kita begitu mudah terganggu oleh angin sepoi-sepoi.
When there’s too many roads, and far too many shows;
Bila ada terlalu banyak jalan, dan terlalu banyak pertunjukkan;
all these empty highs become too many lows.
semua tinggi kosong ini menjadi terlalu banyak titik terendah.
We walk through crowded streets to be by ourselves;
Kami berjalan melalui jalanan yang padat untuk menjadi diri sendiri;
screaming for help… I won’t wait to hear them say,
berteriak minta tolong … aku tidak sabar mendengar mereka berkata,
“You were wrong all along.”
“Kamu salah selama ini.”
We’ve been drowning, and we’ve been doubting;
Kami sudah tenggelam, dan kami meragukannya;
I think it’s time for a change…
Saya pikir sudah waktunya untuk perubahan …
We’re building a home, but it’s not made of stone;
Kami sedang membangun rumah, tapi bukan terbuat dari batu;
a place where we can go to find a
tempat dimana kita bisa pergi mencari a
lasting hope. With our anxious pace,
harapan abadi Dengan kecepatan cemas kita,
life’s like an endless chase;
Hidup itu seperti pengejaran tak berujung;
where we don’t know who’s after us, but we run anyways…
dimana kita tidak tahu siapa yang mengejar kita, tapi kita jalankan anyways …
We almost left without saying goodbye.
Kami hampir pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal.