Di sebuah bar di pusat kota Dale seorang tua menceritakan sebuah kisah.
He screams of a day of poets where
Dia berteriak pada hari penyair dimana
the streets are ours not theirs.
jalanan bukanlah milik kita.
He screams piss on everything.
Dia berteriak kencing pada segalanya.
My leather jacket is zipped up and ready.
Jaket kulit saya dilipat dan siap.
The boots on my feet, they keepmy steady.
Sepatu bot di kakiku, mereka tetap stabil.
I want to join the gang on sing.
Saya ingin bergabung dengan geng untuk bernyanyi.
BRIGHT LIGHTS, BIG CITY
LAMPU KUAT, KOTA BESAR
(WE WANT THE STREETS)
(KAMI INGIN JALAN)
Old men say, they say son
Orang tua mengatakan, mereka bilang anak laki-laki
It’s going to be hard to get older.
Ini akan sulit untuk bertambah tua.
Give it time and you will see see.
Berikan waktu dan Anda akan melihat lihat.
Well noe that time has come and gone.
Nah, waktu itu sudah datang dan pergi.
I may be young but I know nothing.
Saya mungkin masih muda tapi saya tidak tahu apa-apa.
nothing really matters
tidak ada yang penting
except whats in your heart.
kecuali apa yang ada dalam hatimu
No good, no bad, no wrong, no right.
Tidak bagus, tidak buruk, tidak salah, tidak benar.
BRIGHT LIGHTS, BIG CITY
LAMPU KUAT, KOTA BESAR
(WE WANT THE STREETS)
(KAMI INGIN JALAN)
Meet us on the street
Temui kami di jalan
Underneath bright lights in the city.
Di bawah cahaya terang di kota.
There we’ll find our hearts,
Di sana kita akan menemukan hati kita,
our souls, our dreams.
jiwa kita, impian kita
Meet us on the street
Temui kami di jalan
underneath bright lights big city.
Di bawah cahaya terang kota besar.
Nothing hold us back
Tidak ada yang menahan kami
when we believe our hearts
Saat kita percaya hati kita
the size of buildings.
ukuran bangunan.
BRIGHT LIGHTS, BIG CITY
LAMPU KUAT, KOTA BESAR
(WE WANT THE STREETS)
(KAMI INGIN JALAN)