Melalui milenium musim dingin jadi sampah
I have passed eras to following time
Saya telah melewati era untuk mengikuti waktu
I have faced the force of the nocturnal course
Saya telah menghadapi kekuatan kursus nokturnal
Where the winter comes resounding
Dimana musim dingin datang bergema
On the plains of the earthly wisdom
Di dataran hikmat duniawi
I have walked the silence yet furious fields
Aku telah berjalan di ladang yang sunyi namun sangat marah
Seen the children of the cold
Terlihat anak-anak terserang flu
The elder and the bold
Penatua dan yang berani
Burning by belief, yearning by deceit
Terbakar dengan keyakinan, rindu dengan tipu daya
Behind each embracing creature
Di belakang masing-masing makhluk merangkul
I saw thousand fighting beasts
Aku melihat ribuan binatang yang sedang bertarung
I saw the furious black colours
Aku melihat warna hitam yang marah
Like the jaws of a bloody feast
Seperti rahang pesta berdarah
At the end of mans wisdom
Di ujung kebijaksanaan manusia
I saw passion fly so terrible high
Aku melihat gairah terbang sangat mengerikan
I heard sorrow groan
Aku mendengar duka mengeluh
At the end which I found
Pada akhirnya yang saya temukan
Where live convulse resound
Dimana nyanyian langsung bergemuruh
I came from a distance in time
Aku datang dari kejauhan pada waktunya
From the hill where the sun for the first time came through
Dari bukit tempat matahari terbit untuk pertama kalinya
I followed every wind to every spot it blew
Aku mengikuti setiap angin ke setiap titik yang ditiupnya
I rove the eternity of time, the history of existence
Saya menikmati keabadian waktu, sejarah eksistensi