Angin kencang bertiup di antara bibirku
Wine went sour, froze in my mouth
Anggur menjadi asam, membeku di mulutku
Together with water in the caves of eternity.
Bersama dengan air di gua-gua kekekalan.
… Thousands of transparent stalactites …
… Ribuan stalaktit transparan …
I can't see why they resound with love songs
Aku tidak bisa melihat mengapa mereka bergemuruh dengan lagu-lagu cinta
Full of perversity
Penuh penyimpangan
And I don't know why under their glance
Dan saya tidak tahu mengapa di bawah pandangan mereka
I always find so much despair.
Saya selalu menemukan begitu banyak keputusasaan.
I must enter the womb deeper
Aku harus masuk rahim lebih dalam
Before its heart is frozen.
Sebelum jantungnya membeku.
I must find the elemental furnace,
Saya harus menemukan tungku elemental,
To sacrifice to its limpid fire
Mengorbanan dengan api yang jernih
And to go up in flames.
Dan untuk terbakar.
I must feel the force
Aku harus merasakan kekuatannya
As once in a premonition of bloodshed,
Seperti sekali dalam firasat pertumpahan darah,
Otherwise we will burn out like sparks
Jika tidak, kita akan terbakar seperti bunga api
Shot into the depths of night.
Ditembak memasuki kedalaman malam.