Saat matahari mulai mendekat
Night with Silence, sweet lonely silence beckon, compel us
Malam dengan Diam, kesunyian kesepian yang manis mengisyaratkan, memaksa kami
to leave this reality – pale face of the world-
untuk meninggalkan kenyataan ini – wajah pucat dunia –
making us dreaming about immortallity near the haunted shores of
membuat kita bermimpi tentang keabadian di dekat pantai angker
Grasping Styx
Menggenggam Styx
On the dark fields overgrown with the pale flowers of the asphodels,
Di ladang gelap yang ditumbuhi bunga pucat dari asphodels,
the fleshless light shadows of the dead rampage through these fields.
Bayang-bayang terang tanpa daging dari orang mati mengamuk melalui ladang ini.
They complain about their cheerless life without the light and desires.
Mereka mengeluh tentang hidup tanpa ceria mereka tanpa cahaya dan keinginan.
Their groans are quietly heard, barely perceptible remind me – us –
Erangan mereka terdengar tenang, hampir tidak terlihat mengingatkan saya – kita –
the same as they, persecuted by the autumns winds
sama seperti mereka, dianiaya oleh angin musim gugur