Necromancer, ritus demensia
See what the death looks like
Lihat seperti apa kematian itu
Souls in Limbo, coming with eternal flames
Jiwa di Limbo, datang dengan api abadi
Arrive in circles of trembling hands
Tiba di lingkaran tangan gemetar
No inferno but also no heavens
Tidak ada neraka tapi juga tidak ada langit
No god on his golden throne
Tidak ada tuhan di atas takhta emasnya
Promised eden turned into desert
Dijanjikan eden berubah menjadi padang pasir
Empty space and dead remains
Ruang kosong dan sisa-sisa mati
Spectral mouth tells hopeless truth
Bibir spektral mengatakan kebenaran tanpa harapan
In unknown words massacring the mind
Dengan kata-kata tak dikenal membebani pikiran
There is nothing after life
Tidak ada apa-apa setelah hidup
What we can imagine now and here
Apa yang bisa kita bayangkan sekarang dan di sini
Infinitely full of posthumous nothing
Tak terhingga penuh dengan anumerta
Greed for immorality
Keserakahan untuk amoralitas
Is only despair now
Hanya keputusasaan sekarang
Caught in the waiting for nowhere
Terperangkap dalam menunggu entah kemana
Selling the souls for oblivions price
Menjual jiwa untuk dilupakan harga
“I must be immortal”
“Saya harus abadi”
Nocturnal stagnancy as I burn my candles
Stagnasi nokturnal saat saya membakar lilin saya
Sanity now dozes and waits for a day
Sanity sekarang dozes dan menunggu sehari
Nightmares in their real dimensions
Mimpi buruk dalam dimensi nyata mereka
No hope now…..
Tidak ada harapan sekarang …..
Soon I will die…..
Segera aku akan mati …..
No inferno but also no heavens
Tidak ada neraka tapi juga tidak ada langit
No god on his golden throne
Tidak ada tuhan di atas takhta emasnya
Promised eden turned into desert
Dijanjikan eden berubah menjadi padang pasir
Empty spaces and dead remains
Ruang kosong dan mayat yang mati