Mereka mengatakan bahwa kematian adalah pintu yang terbuka, untuk pindah ke ruangan lain, di dalam kota orang mati (kerajaan baru kita),
they say we walk like dreams, sharing the same breath, seeing through the same eyes (a collective spirit),
mereka bilang kita berjalan seperti mimpi, berbagi nafas yang sama, melihat melalui mata yang sama (semangat kolektif),
as we pray on his grave our words fall and decay,
Saat kita berdoa di kuburnya kata-kata kita jatuh dan membusuk,
the earth it gives no peace, no does it take away,
bumi tidak memberikan kedamaian, tidak ada yang mengambilnya,
we all survive the grace (unfortunate eternal),
kita semua bertahan dari anugerah (disayangkan abadi),
they say that in times past a king walked in the sky,
mereka mengatakan bahwa di masa lalu seorang raja berjalan di langit,
until dethroned by man (tribe of Judas),
sampai diturunkan tahta oleh manusia (suku Yudas),
truly, truly, this is the end, it’s not the same,
Benar-benar, sungguh, ini adalah akhir, itu tidak sama,
I’m plagued with pain and I can’t let go, this is the end
Aku diliputi rasa sakit dan aku tidak bisa melepaskannya, inilah akhirnya