Waktu tidak selalu sembuh: itu hanya bernafas dan menelan kenangan seperti
seasons change – sending showers; beating flowers into the mud. and nothing is
musim berubah – mengirim hujan; Memukul bunga ke dalam lumpur. dan tidak ada
forever in this place. nothing but the way my heart fits in your hands; the
selamanya di tempat ini tidak apa-apa selain cara hatiku pas di tanganmu; itu
held breath of hope; and the sweet lingering taste of grace. (“how blessed we
menahan nafas harapan; dan rasa kasih sayang yang manis. (“betapa beruntungnya kita
are for crying now, for we will laugh someday…and how.”)
adalah untuk menangis sekarang, karena kita akan tertawa suatu hari nanti & hellip; dan bagaimana caranya. “)