Ada salib di atas tempat tidur bayi,
A Saviour in her dreams.
Juruselamat dalam mimpinya.
But she was not delivered then,
Tapi dia tidak dikirim saat itu,
And the baby became me.
Dan bayinya menjadi diriku.
There’s a light inside the darkened room,
Ada cahaya di dalam ruangan yang gelap itu,
A footstep on the stair.
Sebuah langkah kaki di tangga.
A door that I forever close,
Sebuah pintu yang selalu saya tutup,
To leave those memories there.
Untuk meninggalkan kenangan di sana.
So when the shadows link them,
Jadi saat bayang-bayang menghubungkan mereka,
Into an evening sun.
Ke bawah sinar matahari sore.
Well first there’s summer, then I’ll let you in.
Yah pertama ada musim panas, maka aku akan membiarkan Anda masuk
September when it comes.
September ketika datang
I plan to crawl outside these walls,
Saya berencana untuk merangkak di luar tembok ini,
Close my eyes and see.
Tutup mataku dan lihatlah.
And fall into the heart and arms,
Dan jatuh ke dalam hati dan lengan,
Of those who wait for me.
Dari mereka yang menungguku.
I cannot move a mountain now;
Aku tidak bisa memindahkan gunung sekarang;
I can no longer run.
Aku tidak bisa lagi lari.
I cannot be who I was then:
Saya tidak bisa menjadi siapa saya saat itu:
In a way, I never was.
Di satu sisi, saya tidak pernah melakukannya.
I watch the clouds go sailing;
Aku melihat awan berlayar;
I watch the clock and sun.
Aku melihat jam dan matahari.
Oh, I watch myself, depending on,
Oh, aku melihat diriku sendiri, tergantung pada,
September when it comes.
September ketika datang
So when the shadows link them,
Jadi saat bayang-bayang menghubungkan mereka,
And burn away the clouds.
Dan bakar awan.
They will fly me, like an angel,
Mereka akan menerbangkanku, seperti malaikat,
To a place where I can rest.
Ke tempat dimana saya bisa beristirahat.
When this begins, I’ll let you know,
Saat ini dimulai, saya akan memberi tahu Anda,
September when it comes.
September ketika datang