Arti Lirik - He Carried Her Memory

It was all that she left him, the night that she left him
Hanya itu yang dia tinggalkan darinya, pada malam dia meninggalkannya
So he clung to her memory with all of his might
Jadi dia berpegangan pada ingatannya dengan segenap kekuatannya
He carried it with him everywhere he went
Dia membawanya kemanapun dia pergi
Like a soldier who just couldn’t give up the fight
Seperti seorang tentara yang tidak bisa melepaskan pertarungannya


He took it to work, and he brought it back home
Dia membawanya untuk bekerja, dan dia membawanya kembali ke rumah
He took it so hard, couldn’t leave it alone
Dia mengambilnya begitu keras, tidak bisa membiarkannya sendiri
We all called him crazy in our little town
Kami semua memanggilnya gila di kota kecil kami
The way that he carried her memory around
Cara dia membawa ingatannya


He boxed it up when he sold their old house
Dia memasangnya saat dia menjual rumah tua mereka
It rode right beside him there in the front seat
Mobil itu melaju tepat di sampingnya di kursi depan
He littered his new place with those same old heartaches
Dia mengotori tempat barunya dengan sakit hati yang sama
It felt right at home there with her memory
Rasanya betah di rumah di sana dengan ingatannya


He took it to church with him three times a week
Dia membawanya ke gereja bersamanya tiga kali seminggu
He took it to bed when he layed down to sleep
Dia membawanya ke tempat tidur saat dia tidur
The weight of remembering just wore him down
Bobot mengingatnya hanya membuatnya terjatuh
The longer he carried her memory around
Semakin lama dia membawa ingatannya


When she never came back, he gave up on Jesus
Ketika dia tidak pernah kembali, dia menyerah pada Yesus
And he never darkened another church door
Dan dia tidak pernah menggelapkan pintu gereja yang lain
He took up with whiskey, and he took up with women
Dia mengambil dengan wiski, dan dia mengambil dengan wanita
‘Till one night he just couldn’t take anymore
“Sampai suatu malam dia tidak tahan lagi


He cried, ‘God forgive me, but I’ve lost my will’
Dia menangis, ‘Tuhan maafkan saya, tapi saya telah kehilangan kehendak saya’
As he reached for that cold empty piece of blue steel
Saat ia meraih sepotong baja biru yang dingin itu
Then he put another big hole in his heart
Lalu ia menaruh lubang besar lagi di dalam hatinya
The night that he carried her memory too far
Malam itu dia membawa ingatannya terlalu jauh