Teriakan diam – dipukuli dan robek
Sanctify – This life of scorn
Mengklaim – Hidup tercengang ini
Innocence withdrawn in fear
Keterlaluan ditarik ketakutan
Night grows cold and twilight's near
Malam terasa dingin dan senja di dekat
But the light I see is none
Tapi cahaya yang saya lihat tidak ada
Just a spectrum of unreal colours
Hanya spektrum warna yang tidak nyata
Which appears before my eyes
Yang muncul di depan mataku
For you neither to see, nor to feel
Agar Anda tidak melihat, atau merasakan
Shattered scattered – Remnants of life
Shattered tersebar – Sisa-sisa hidup
What can be extracted from nothing
Apa yang bisa diekstraksi dari nol
What can be found within the emptiness
Apa yang bisa ditemukan dalam kekosongan itu
Within the emptiness from which I am fed
Dalam kekosongan dimana saya diberi makan
I deal in pain – All life I drain
Saya mengalami kesakitan – Semua kehidupan yang saya tiru
Cherished – The grandeur of melancholy
Dihargai – Keagungan melankolis
Always and never – The skyline seems so unreal
Selalu dan tidak pernah – Langit tampak begitu tidak nyata
If I had wings, would I be forgiven
Jika saya memiliki sayap, apakah saya akan dimaafkan?
If I had horns, would there be flames
Jika saya bertanduk, apakah akan ada nyala api
..To show my cry
..Untuk menunjukkan tangisan saya
Laughing and crying – Nothing remains
Tertawa dan menangis – Tidak ada yang tersisa
No future and no past
Tidak ada masa depan dan masa lalu
No one could foresee
Tidak ada yang bisa meramal
The end has come so fast
Akhir telah datang begitu cepat
And I reach my hand
Dan aku sampai di tanganku
Towards this ocean of despair
Menuju lautan keputusasaan ini
To grant my soul a lifetime in hell
Memberi jiwaku seumur hidup di neraka