Di sini saya duduk vampir, dan piano saya.
The flames burn, glarringly higher.
Api terbakar, glarringly lebih tinggi.
And the eyes, that stare through the darkness,
Dan mata, yang menatap kegelapan,
though they have no form, there’s no need for alarm.
Meski tidak memiliki formulir, tidak perlu ada alarm.
So burn.
Jadi bakar.
So burn, burn the flames higher, and higher.
Jadi bakar, bakar api lebih tinggi, dan lebih tinggi.
So burn, burn the flames never, to expire.
Jadi bakar, bakar api tidak pernah, akan habis masa berlakunya.
Here I sit a skeleton, and my organ.
Di sini saya duduk kerangka, dan organ saya.
The candles in my kettle all burn hellishly, hellish hell.
Lilin di ketel saya terbakar habis-habisan, neraka neraka.
And the laughter, un-ending echoes through the haunted house,
Dan tawa, gema yang tidak berakhir melalui rumah berhantu,
a little Christmas spirit, ghostly haunting deadly spirit.
Semangat Natal kecil, hantu mematikan jiwa mematikan.
Every creature is stirring, even the mouse.
Setiap makhluk mengaduk, bahkan tikus.
So burn.
Jadi bakar.
Here I sit myself, at my instruments.
Di sini saya duduk sendiri, di alat musik saya.
Here they sit, at their intruments.
Di sini mereka duduk, di intrik mereka.
And the music feels, and feels,
Dan musik terasa, dan terasa,
terrifies, horrifies, forever scares.
menakutkan, mengerikan, selamanya takut.
Children of the night, what music we make.
Anak-anak malam, musik apa yang kita buat.
So burn.
Jadi bakar.