Saat aku terbaring sekarat aku melihat matanya
The eyes of God. Thy kingdom come
Mata Tuhan Kerajaanmu datang
A force so strong pulled me along
Sebuah kekuatan yang begitu kuat menarikku
As I lay dying
Saat saya terbaring sekarat
As I lay dying I laughed as I
Saat aku terbaring sekarat aku tertawa seperti aku
Had never laughed before
Belum pernah tertawa sebelumnya
At circumstance and the evened score
Pada keadaan dan skor rata
As I lay dying
Saat saya terbaring sekarat
As I lay dying I touched the air
Saat aku terbaring sekarat, aku menyentuh udara
Felt the chill, the blinding stare
Merasa dingin, tatapan menyilaukan
Of my mind’s eye, began to cry
Dari mata pikiranku, mulai menangis
As I lay dying
Saat saya terbaring sekarat
As I lay dying I felt so strange
Saat aku terbaring sekarat aku merasa sangat aneh
Although I bleed, I feel no pain
Meski berdarah, saya merasa tidak sakit
And just like life it seems insane
Dan sama seperti hidup, rasanya gila
But now I’m dying
Tapi sekarang aku sekarat
Look at your soul in the mirror
Lihatlah jiwamu di cermin
Every choice you’ve made is etched upon its face
Setiap pilihan yang Anda buat terukir di wajahnya
Epitaph carved by your actions
Epitaph diukir dengan tindakanmu
Are we searching for a different state of grace?
Apakah kita mencari keadaan rahmat yang berbeda?
No one is sure of the answer
Tidak ada yang yakin jawabannya
Is this just a waiting room for something else?
Apakah ini hanya ruang tunggu untuk sesuatu yang lain?
How can you measure life?
Bagaimana Anda bisa mengukur hidup?
Is it something we must lose to find ourselves?
Apakah ada sesuatu yang harus kita kehilangan untuk menemukan diri kita sendiri?
Will it just go on
Akankah itu terus berlanjut?
After I am gone?
Setelah aku pergi
I saw above my heaven
Saya melihat di atas surga saya
And beneath as well
Dan di bawah juga
The threat of hell
Ancaman neraka
Will my sins be forgiven?
Akankah dosa-dosaku dimaafkan?