- Arti Lirik The Farmer's Piano

It's a hard life and sure and colder than ice
Ini adalah kehidupan yang sulit dan pasti dan lebih dingin dari pada es
Pitch forks and milk pails could scarcely suffice
Pitch garpu dan ember susu hampir tidak cukup
To bring out the music that played in my mind
Untuk membawa keluar musik yang dimainkan dalam pikiran saya
Working Dad's farm back in 1909
Pertanian Dad bekerja pada tahun 1909


I kept in my pocket a picture I'd torn
Aku menyimpan di dalam saku foto yang telah kucabut
From the new Eaton's catalogue: Page 151
Dari katalog Eaton yang baru:
My pocket of dreams: a picture that showed
Bagiku mimpi: gambar yang ditunjukkan
A cabinet grand piano
Sebuah grand piano kabinet


Father was angry. He says, “No such thing
Ayah marah. Dia berkata, “Tidak ada yang namanya
Into this God-fearing household I'll bring
Ke dalam rumah tangga yang takut akan Allah ini akan saya bawa
Pianos and fiddles, they're all the same
Piano dan biola, semuanya sama saja
They just lead to dancing! They're the Devil's own game
Mereka hanya menuntun untuk berdansa! Mereka adalah permainan Devil sendiri
For getting our daughters into the arms
Untuk mendapatkan putri kami ke dalam pelukan
Of slick city fellas and off of the farm”
Dari kota licin fellas dan off dari pertanian “


Father had built us a grand country place
Ayah telah membangunkan kita tempat yang megah
With fine crafted brickwork and carved wooden lace
Dengan bata halus dan ukiran kayu berukir
How lonely and empty the wainscotted walls
Betapa sepi dan kosong dinding yang dilumuri dinding
The oak-finished parlour and the cold plastered halls
Rumah kos selesai dan ruang plester dingin


One damp, misty morning a wagon team came
Suatu pagi yang lembap dan berkabut sebuah tim gerobak datang
With a cracked wooden wheel in a rutted mud lane
Dengan roda kayu yang retak di jalur lumpur yang rutted
Bill Fletcher from Heintzman he says, “I've broke down
Bill Fletcher dari Heintzman berkata, “Saya sudah mogok
Can you store my piano while I ride back to town?”
Bisakah Anda menyimpan piano sambil naik kembali ke kota? “
The bright ivories shone, the dark walnut gleamed
Kulit gading yang cerah bersinar, kenari gelap berkilauan
All carved in the style of Louis XIV
Semua diukir dengan gaya Louis XIV
But Father looked sour, his face was so grim
Tapi Ayah tampak masam, wajahnya sangat suram
Till young Bill from Heintzman he struck up a hymn
Hingga Bill muda dari Heintzman, dia menendang sebuah himne
The strains of Old Hundredth rang out and then
Strain Old Hundredth berbunyi dan kemudian
Bill ended the tune with a stirring, “Amen”
Bill mengakhiri lagunya dengan mengaduk, “Amin”


There was a hush for never had I
Ada diam untuk tidak pernah aku
Seen my poor dad with a tear in his eye
Melihat ayahku yang malang dengan air mata di matanya


Contract in pocket, Bill took his leave
Kontrak di saku, Bill mengambil cuti
The wagon wheel fixed up, by magic it seemed
Roda gerobak terpasang, dengan sihir
The piano was mine, we'd sing and we'd play
Piano itu milikku, kami akan bernyanyi dan kami bermain
Till the cold and the loneliness melted away
Sampai dingin dan kesepian meleleh