Tanganku terulur
My fingers rub my eyes
Jariku menggosok mataku
My hands are outstretched
Tanganku terulur
My fingers rub my eyes
Jariku menggosok mataku
I, I stand defiant
Saya berdiri tegar
My questions remain unanswered
Pertanyaan saya tetap tidak terjawab
I, I ask you why
Saya, saya bertanya mengapa
Is this the way things have to be
Apakah begitulah seharusnya
We love within the shadow of loss
Kami cinta dalam bayangan kehilangan
And cling to memories
Dan melekat pada kenangan
We fight not to let go
Kami berjuang untuk tidak melepaskannya
Of those that have already gone away
Dari mereka yang sudah pergi
Beyond reason, beyond our understanding
Di luar akal, diluar pemahaman kita
We wish for the things we can no longer have
Kami berharap untuk hal-hal yang tidak dapat kita miliki lagi
Where is the reason
Dimana alasannya
I, I see the reason
Saya, saya mengerti alasannya
Why is there no second chance
Mengapa tidak ada kesempatan kedua?
Where is the sense in all of this
Dimana indra dalam semua ini
So much we never said, that goes unspoken
Begitu banyak yang tidak pernah kami katakan, itu tak terucapkan
If anything were taught to
Jika ada yang diajarkan
Taught to see through
Diajarkan untuk melihat melalui
Through the bitterness
Melalui kepahitan
That every moment and every word means something
Bahwa setiap saat dan setiap kata berarti sesuatu
And in the end
Dan pada akhirnya
In the end, in the end
Pada akhirnya, pada akhirnya
In the end it means something
Pada akhirnya itu berarti sesuatu