Jadi ini adalah keabadian, kebanggaan cinta yang hancur.
What once was innocence, turned on its side.
Apa yang dulu tidak bersalah, berbalik pada sisinya.
A cloud hangs over me, marks every move,
Awan menggantung di atasku, menandai setiap gerakan,
Deep in the memory, of what once was love.
Jauh di ingatan, dari apa dulu cinta.
Oh how I realised how I wanted time,
Oh bagaimana saya menyadari betapa saya menginginkan waktu,
Put into perspective, tried so hard to find,
Berpikirlah, berusaha keras untuk menemukan,
Just for one moment, thought I'd found my way.
Hanya untuk satu saat, kupikir aku sudah menemukan jalan.
Destiny unfolded, I watched it slip away.
Takdir dilipat, aku melihatnya menyelinap pergi.
Excessive flashpoints, beyond all reach,
Titik nyala yang berlebihan, di luar jangkauan semua,
Solitary demands for all I'd like to keep.
Permintaan soliter untuk semua yang ingin saya jaga.
Let's take a ride out, see what we can find,
Mari kita tumpangi, lihat apa yang bisa kita temukan,
A valueless collection of hopes and past desires.
Koleksi harapan dan keinginan masa lalu yang tak berharga.
I never realised the lengths I'd have to go,
Saya tidak pernah menyadari panjangnya saya harus pergi,
All the darkest corners of a sense I didn't know.
Semua sudut paling gelap dari perasaan yang tidak saya ketahui.
Just for one moment, I heard somebody call,
Hanya untuk satu saat, saya mendengar seseorang memanggil,
Looked beyond the day in hand, there's nothing there at all.
Tampak di luar hari di tangan, tidak ada apa-apa di sana.
Now that I've realised how it's all gone wrong,
Sekarang setelah saya menyadari betapa semuanya salah,
Gottas find some therapy, this treatment takes too long.
Gottas menemukan beberapa terapi, perawatan ini memakan waktu terlalu lama.
Deep in the heart of where sympathy held sway,
Jauh di jantung tempat simpati bergoyang,
Gotta find my destiny, before it gets too late.
Harus menemukan takdirku, sebelum terlambat.