Mark Chesnutt - She Was Lirik Terjemahan

She started her new life ten dollars in debt,
Dia memulai hidup barunya dengan nilai sepuluh dolar,
That's all it took to get started back then.
Itu saja yang dibutuhkan untuk memulai saat itu.
A trip to the courthouse across the state line,
Sebuah perjalanan ke gedung pengadilan melintasi garis negara bagian,
No-one could stop her,
Tidak ada yang bisa menghentikannya,
She'd made up her mind.
Dia telah mengambil keputusan.
He was eighteen, an she wasn't;
Umurnya delapan belas tahun, bukan;


But she said she was,
Tapi dia bilang dia,
And never thought twice.
Dan tidak pernah terpikir dua kali.
And came back home as my daddy's wife.
Dan kembali ke rumah sebagai istri ayahku.
She just shook her head when her mama said:
Dia hanya menggelengkan kepalanya saat ibunya berkata:
“Are you sure he's the one?”
“Anda yakin dia yang itu?”
An' she was.
“Dia memang begitu.


He took a job and farmed on the side;
Dia mengambil pekerjaan dan bertani di samping;
He made the ends meet, but she kept 'em tied.
Dia membuat tujuan bertemu, tapi dia terus terikat.
Chganges were comin' to their little world,
Chganges datang ke dunia kecil mereka,
She said: “What would you like?
Dia berkata: “Apa yang Anda inginkan?
“A boy or a girl?”
“Anak laki-laki atau perempuan?”
And he said: “Are you?”
Dan dia berkata: “Anda?”


An' she said she was,
“Dia bilang dia,
And never thought twice.
Dan tidak pernah terpikir dua kali.
'Bout takin' the next step in building their lives.
‘Bout takin’ langkah selanjutnya dalam membangun hidup mereka.
Soon there were three and she tried to be,
Segera ada tiga dan dia mencoba untuk menjadi,
Everything to us,
Semuanya untuk kita,
An' she was.
“Dia memang begitu.


Those precious moments turned into years,
Saat-saat berharga itu berubah menjadi bertahun-tahun,
In what seemed like the blink of an eye.
Dalam sekejap mata.
I held her hand as I leaned down to ask her,
Aku memegang tangannya saat aku membungkuk untuk bertanya padanya,
“Momma, are you ready to say goodbye?”
“Momma, apakah kamu siap untuk mengucapkan selamat tinggal?”


An' she said she was,
“Dia bilang dia,
But she thought twice,
Tapi dia berpikir dua kali,
Holdin' my hand as she let go of life.
Tahan tanganku saat dia melepaskan hidup.
Daddy always said a woman like her,
Ayah selalu bilang wanita seperti dia,
Would be hard to give up.
Akan sulit untuk menyerah.
An' she was. (She was.)
“Dia memang begitu. (Dia.)


If there ever was a picture of love,
Jika pernah ada gambar cinta,
She was.
Dia.