Saya berada di kuil emas,
In a bombed out street,
Di jalan yang dibom,
Feel the rough and tumble
Rasakan yang kasar dan berantakan
Down where the borders meet.
Turun di mana perbatasan bertemu.
I hear a sandstorm falling
Kudengar badai pasir jatuh
Down where the tears have dried
Turun dimana air mata sudah kering
And there’s a west wind calling,
Dan ada angin barat yang memanggil,
But I get no reply.
Tapi saya tidak mendapat jawaban.
And I kiss the ground,
Dan aku mencium tanah,
I kiss the ground,
Aku mencium tanah,
Nothing around.
Tidak ada apa-apa
There is no hidden karma,
Tidak ada karma tersembunyi,
There is no sacred plight,
Tidak ada penderitaan suci,
There is no special armour
Tidak ada baju besi khusus
To take me through the night.
Membawa aku sepanjang malam
I kiss the ground,
Aku mencium tanah,
I kiss the ground,
Aku mencium tanah,
Nothing around,
Tidak ada apa-apa,
I kiss the ground.
Aku mencium tanah.
I kiss the ground,
Aku mencium tanah,
Nothing around.
Tidak ada apa-apa
Into the space between us,
Ke ruang di antara kita,
Into the words that say
Ke kata-kata yang diucapkan
That every law demeans us
Bahwa setiap hukum merendahkan kita
Then every price you pay.
Maka setiap harga yang Anda bayar.
There is no hidden karma,
Tidak ada karma tersembunyi,
There is no sacred plight,
Tidak ada penderitaan suci,
There is no special armour
Tidak ada baju besi khusus
To take me through the night.
Membawa aku sepanjang malam
I kiss the ground,
Aku mencium tanah,
I kiss the ground,
Aku mencium tanah,
Nothing around,
Tidak ada apa-apa,
I kiss the ground.
Aku mencium tanah.
I kiss the ground,
Aku mencium tanah,
I kiss the ground,
Aku mencium tanah,
Nothing around,
Tidak ada apa-apa,
I kiss the ground.
Aku mencium tanah.
There is no manna-mania,
Tidak ada manna-mania,
There is no banquet here,
Tidak ada perjamuan disini,
There is only ghettoes.
Hanya ada ghetto.
I kiss the ground.
Aku mencium tanah.