Pemberhentian bus
wet day
hari basah
she’s there
dia ada disana
I say:
Saya berkata:
Please share my umbrella.
Silakan berbagi payung saya.
Bus comes
Bus datang
bus goes
bus pergi
she stays
Dia tinggal
love grows
cinta tumbuh
Under my umbrella.
Dibawah payungku.
AII that summer we enjoyed it
AII musim panas itu kami menikmatinya
Wind and rain and shine.
Angin dan hujan dan bersinar.
That umbrella we employed it
Payung itu kami pakai itu
By August she was mine.
Pada bulan Agustus dia adalah milikku.
E’very morning I would see her
Pagi sekali aku akan menemuinya
Waiting at the stop.
Menunggu di stop.
Sometimes she’d shop
Terkadang dia berbelanja
And she would show me what she’d bought.
Dan dia akan menunjukkan apa yang telah dia beli.
Other people stared
Orang lain menatap
As if we were both quite insane.
Seolah kami berdua sangat gila.
Some day my name
Suatu hari namaku
And hers are going to be the same.
Dan miliknya akan sama.
That’s the way the whole thing started.
Begitulah semuanya dimulai.
Silly
Bodoh
but it’s true
tapi itu benar
Thinking of a sweet romance
Memikirkan asmara yang manis
Beginning in that queue.
Mulai dari antrian itu.
Came the sun
Datanglah matahari
the lice was melting
Kutu itu mencair
No more shelt’ring now.
Tidak ada lagi shelt’ring sekarang.
Nice to think that that umbrella
Senang untuk berpikir bahwa payung itu
Led me to a vow.
Memimpin saya untuk sebuah sumpah.
Bus Stop
Pemberhentian bus
wet day
hari basah
she’s there
dia ada disana
I say:
Saya berkata:
Please share my umbrella.
Silakan berbagi payung saya.
. . .
. . .