Dan dia melihat dan dia menunggu. Mencintai waktu yang dimakan setan dan
cursing the day. A sombre seed of a mirrored point, just an idea.
mengutuk hari itu Sebuah benih sombre dari titik cermin, hanya sebuah ide.
Laughing in a kaleidoscope of blood and honey… it was all just
Tertawa dalam kaleidoskop darah dan madu … hanya itu saja
a dream. The scream, the nod, the boy, the idea. The five points
mimpi. Teriakan, anggukan, bocah, idenya. Lima poin
of frustration, inverted to decode, and now they're just upside
frustrasi, terbalik untuk memecahkan kode, dan sekarang hanya terbalik
down. And the snakes who gave you life, mock them from their
turun. Dan ular yang memberi Anda hidup, mengejek mereka dari mereka
faraway silent mystery. The temptress in green runs to her attic
misteri diam yang jauh. Temptress di green berjalan ke lotengnya
temple, the sick secrets and the moon all hers to chant in a dark
kuil, rahasia sakit dan bulan semua miliknya untuk diucapkan dalam kegelapan
wood falls into crush her of the house she cannot find. Requiem
Kayu jatuh ke dalam menghancurkan rumahnya yang tidak dapat ditemukannya. Requiem
and wandering, following shadows burnt in the dark. Fucking
dan mengembara, mengikuti bayangan dibakar dalam kegelapan. Sial
herself in the dense where the cats all watch and guard, and her
Dia berada di tempat padat dimana semua kucing berjaga-jaga dan berjaga-jaga, dan dia
offspring – a watery universe spark in the chaos of thoughts and
keturunan – alam semesta yang berair memicu kekacauan pikiran dan pikiran
orgasm. Where the cats are gods and the forest is home and the
orgasme Dimana kucing adalah dewa dan hutan adalah rumah dan
blood is the life… A hypodermic, the symbol of the temple. And
darah adalah kehidupan … Sebuah hypodermic, simbol candi. Dan
grim reaper, he won't come to her. And she puts a kiss in the
Penuai muram, dia tidak akan mendatanginya. Dan dia menciumnya
cauldron every night for his ghost, yet the birds always sing.
kuali setiap malam untuk hantu, namun burung-burung selalu bernyanyi.
The necklace dangles on her breast and fires at the moons touch.
Kalung menggantung di dadanya dan api di bulan menyentuh.
The chaos mingles with the dust of the grave, while the ashes
Kekacauan itu bercampur dengan debu kuburan, sementara abu
blow away. And the gate between illusion and breath creaks wider
menerbangkan. Dan gerbang antara ilusi dan napas berderit lebih lebar
with the fading of the sun. Now she wears a cape.
dengan memudarnya matahari. Sekarang dia memakai jubah.