Rasanya seolah kita berada di negara asing.
It's a place we cannot flee.
Ini tempat kita tidak bisa lari.
We can try to leave,
Kita bisa mencoba untuk pergi,
By yelling our pleas,
Dengan meneriakkan permintaan kita,
But noone will hear them.
Tapi tidak ada yang mendengarnya.
We're in a place we can't escape.
Kita berada di tempat yang tak bisa kita luput.
Here our eyes aren't covered with a cape.
Disini mata kita tidak ditutupi dengan jubah.
Noone can see the walls with the scrapes.
Tidak ada yang bisa melihat dinding dengan goresan itu.
Or see kids cuddled with their eyes agape.
Atau melihat anak-anak meringkuk dengan mata mereka agape.
You can try but noone will see.
Anda bisa mencoba tapi tidak ada yang akan melihat.
That's because there's no Eve or Adam.
Itu karena tidak ada Hawa atau Adam.
They were banished because of the outcome.
Mereka diusir karena hasilnya.
Eve wanted to know where everything came from.
Eve ingin tahu dari mana asalnya.
She needed to know “Where is my mum?”
Dia perlu tahu “Di mana ibuku?”
Why did He even create those trees?
Mengapa Dia menciptakan pohon-pohon itu?
I wonder what would happen if that never occurred.
Aku ingin tahu apa yang akan terjadi jika itu tidak pernah terjadi.
I wonder if that dude would've made knickers.
Aku ingin tahu apakah pria itu pasti telah membuat celana dalam.
I wonder if the people on tv would be slurred.
Aku bertanya-tanya apakah orang-orang di tv akan sombong.
I wonder if things would be backward.
Aku ingin tahu apakah semuanya akan terbelakang.
The world may never know.
Dunia mungkin tidak pernah tahu.
Just like how many licks does it take to get to the center of a tootsie pop?
Seperti berapa banyak jilatan yang dibutuhkan untuk sampai ke pusat popok tootsie?
And just what the hell is mmmbop?
Dan apa sebenarnya mmmbop itu?
And why do movies spend a lot on their props?
Dan mengapa film menghabiskan banyak uang pada alat peraga mereka?
Some things the world wasn't meant to know.
Beberapa hal yang dunia tidak ingin ketahui.