Kursi di dekat jendela.
The darkness bleeding moonlight.
Kegelapan merembet di bawah sinar bulan.
Dripping over her silhouette.
Menetes di atas siluetnya.
She enters, walks slowly.
Dia masuk, berjalan perlahan.
The mark of everyone.
Tanda semua orang.
Slips off her dress and no one ever sees.
Tergelincir dari gaunnya dan tidak ada yang melihat.
This winters never been as cold as you.
Musim dingin ini tidak pernah sedingin Anda.
Tonight I try.
Malam ini aku mencoba.
As her stare passes over me and cuts me to my spine.
Saat tatapannya melewati aku dan memotongku ke tulang belakangku.
Youre only showing me half the way tonight.
Youre hanya menunjukkan saya setengah jalan malam ini.
So now its time to say goodbye.
Jadi sekarang saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal.
No warning, left her eyes, are filled with deep red tears. Hard swallowed secret lipstick smears.
Tidak ada peringatan, meninggalkan matanya, dipenuhi air mata merah yang dalam. Sikat lipstik rahasia yang tertelan keras.
She has her hair pulled back.
Rambutnya ditarik kembali.
Shes such a beautiful girl.
Gadis cantik seperti itu.
With strechmarks above her eyelids.
Dengan strechmarks di atas kelopak matanya.
A lovely look that kills. Her blood and secrets spills out on the cabin floor. They scream for more.
Sebuah tampilan indah yang membunuh. Darah dan rahasianya tumpah di lantai kabin. Mereka menjerit lebih.
Motives are undecided.
Motif ragu-ragu.
The unsuspecting victim takes the floors.
Korban yang tidak curiga mengambil lantai.
As they scream for more, more more.
Saat mereka menjerit lebih, lebih banyak lagi.
Sing to us. She takes a bow as the curtains close
Bernyanyilah kami. Dia mengambil busur saat tirai ditutup