Pegang berlian ke matahari.
Sparkling misconception.
Kesalahpahaman berkilau.
Statement:
Pernyataan:
“We’re the ones that aren’t afraid to die.” Ashes.
“Kami adalah orang-orang yang tidak takut mati.” Abu
After this battle we laugh at the thought of innocence.
Setelah pertempuran ini, kami menertawakan pemikiran tidak bersalah.
“Remorse!” I scream for.
“Penyesalan!” Teriakku.
Pride roses platinum gold rubies.
Kebanggaan mawar rubi emas platinum.
A transparent portrait.
Potret transparan
The grave widens and the masses are mindlessly marching to the necropolis.
Makam melebar dan massa tanpa berpikir berbaris menuju nekropolis.
There is no mystery here.
Tidak ada misteri disini.
Nothing to grasp but adjacent bodies.
Tidak ada yang bisa dipegang tapi berdekatan badannya.
The cessation movement is synchronized.
Gerakan penghentian disinkronisasi.
Emotional poorness cannot be hidden by ivory.
Kemiskinan emosional tidak bisa disembunyikan oleh gading.
We can’t let this come between us.
Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi di antara kita.
Here I lie myself down.
Di sini aku membaringkan diri.
I surrender. At what I’ve done,
Saya menyerah. Atas apa yang telah saya lakukan,
I’m ashamed.
Aku malu.
On this raised platform I compose the memoir of unworthiness.
Di atas panggung yang terangkat ini, saya menulis memoar ketidakberesan.
Drunken with the spirits of Godlessness. Spirits of doom.
Mabuk dengan semangat Godlessness. Roh malapetaka
Devil jaws on your throat. Onward period die.
Rahang iblis di tenggorokanmu Masa terus mati.
Emeralds hold no hope.
Zamrud tidak memiliki harapan.