Bangun di tempat tidurku yang hangat
Just in time for all the brilliant red lights
Tepat pada waktunya untuk semua lampu merah yang cemerlang
They were streaming through my half shuttered windows
Mereka mengalir melalui jendela setengah tertutupku
Christmas lights in time with my stuttered brain waves
Lampu Natal tepat pada waktunya dengan ombak otakku yang gagap
The door knob was glowing
Kenop pintu menyala
All my photographs were rippled and melting
Semua foto saya bergelombang dan mencair
Through the walls i could hear paniced voices
Melalui dinding aku bisa mendengar suara panik
They seemed to say, ‘go back to bed there’s no choices
Mereka sepertinya mengatakan, ‘kembali tidur tidak ada pilihan
And nowhere not burned out
Dan tidak ada tempat yang hangus terbakar
The fireman calls out
Si pemadam kebakaran memanggil
We’ve got another
Kita punya yang lain
Smoking umbrella left
Merokok payung kiri
In the hallway and
Di lorong dan
I gave no answer
Saya tidak memberikan jawaban
To all their shouted questions, just lay back choking
Untuk semua pertanyaan teriakan mereka, terbaringlah tersedak
Didn’t want to stay but my bed was on fire
Tidak ingin tinggal tapi tempat tidurku terbakar
Instead of screaming i fell back into dreamland
Alih-alih menjerit aku jatuh kembali ke alam mimpi
Blinking and sighing
Berkedip dan mendesah