Di awal langit yang gelap, sebuah lukisan kabut menyebar di udara, diwarnai
leaves die and then abandon their origin. Flowerless aroma and roots with no
daun mati dan kemudian meninggalkan asal mereka. Aroma tanpa bunga dan akar tanpa
chance, earth wisked away by winds of ignorance. A portrait of blindness we
kebetulan, bumi diliputi oleh angin ketidaktahuan. Sebuah potret kebutaan kita
all possess, and then the all important clock begins to laugh in all our
semua memiliki, dan kemudian semua jam penting mulai menertawakan semua
faces. In the past, not a thought to the future on a sphere that's four
wajah. Dulu, bukan memikirkan masa depan pada bola yang berusia empat tahun
billion years old, the sun will burn everything and then it'll go cold, we
miliar tahun, matahari akan membakar semuanya dan kemudian akan menjadi dingin, kita
the people will burn to the bone, death ridden corpse will now mark our home.
Orang-orang akan terbakar sampai ke tulang, mayat yang tewas akan sekarang menandai rumah kita.
Boiled seas will abandon shores. Think where we'll be if we don't try to act,
Perebusan laut akan meninggalkan pantai. Pikirkan di mana kita akan jika kita tidak mencoba untuk bertindak,
the world will go back to it's origin.
dunia akan kembali ke asal asalnya.