Kematian datang padaku sebagai Maiden
Death came to me as Beast
Kematian datang kepadaku sebagai Beast
Venus smiled at us that eerie Autumn Night
Venus tersenyum pada kami malam musim gugur yang mengerikan itu
Candlelight Banquet in Victorian Halls enflamed my Love for Her
Perjamuan Candlelight di Ruang Victoria enflamed my Love for Her
Even Poet's passionate Verses were unable to evoke
Bahkan Ayat Penyair yang penuh gairah tidak dapat membangkitkannya
a true Description of such tremendous Fierceness
Deskripsi yang benar tentang kehebatan yang luar biasa
Though appearing as sweet Woman
Meski tampil sebagai wanita manis
such a Beauty could not be human
Kecantikan seperti itu tidak bisa menjadi manusia
“Art Thou my Destiny?”
“Art Thou the Destiny?”
Whilst we embraced Moonlight touched Thy soft Lips
Sementara kami memeluk Moonlight menyentuh bibir lembutmu
Such pale Skin, as white as purest Snow
Kulit pucat seperti kulit putih seperti Salju paling murni
Wind curled Thy ebony Hair like Vipers on Medusa's Head
Angin menggulung Rambut eboni-Mu seperti ular beludak di kepala Medusa
Less the Horror than the Grace turned me almost into Stone
Kurang Kengerian dari pada Grace membuatku hampir jatuh ke Batu
Infected with such idolatrous Shape my deepest Dreams came true
Terinfeksi dengan bentuk penyembahan berhala seperti Mimpi terdalam saya menjadi kenyataan
These red magic Eyes, like bleeding Flowers
Mata ajaib merah ini, seperti bunga berdarah
made me Slave to Her
membuatku menjadi hamba baginya
Erotic Kisses under whispering Trees
Ciuman Erotis di bawah Pohon Berbisik
were my Foretaste of Eden
adalah milikku dari Eden
Melancholia's Fire burnt in highest Flames
Api Melankolia terbakar di Flames tertinggi
when She told me to leave
ketika Dia menyuruhku pergi
“Will Thou be mine again, most sinful of all Demons?”
“Maukah engkau menjadi milikku lagi, yang paling berdosa dari semua setan?”
“Encrimsoned Fullmoon is the Sign
“Encrimsoned Fullmoon adalah Tanda
when my Spirit shall cover Thine
ketika Roh-Ku akan menutupi-Mu
At the eldest Oak of the Midnight Forest
Di Oak tertua di Midnight Forest
I'll teach Thee Secrets buried in Stone
Aku akan mengajarkan Rahasia Yang terkubur di Batu
and by a Force to Man unknown
dan oleh Force to Man tidak diketahui
I shall never be alone!”
Aku tidak akan pernah sendirian! “
With blind Thirst for that doomy Hour
Dengan hantu yang buta untuk hari kiamat itu
I wandered through my Days like (in) Trances
Aku berjalan melewati hari-hariku seperti (dalam) trances
Tears of Blood stole from Moon's Eyes and were Omen to me
Air mata Darah mencuri dari Mata Bulan dan menjadi korban bagi saya
Bats haunted deep nightly Woods
Kelelawar menghantui Woods di dalam rumah
whilst we kissed again in fierce Nocturnal Embrace
Sementara kami berciuman lagi dengan Emolion Nokturnal yang ganas
Love-drunken Slumber led me away from Mortal's sighing World
Ketukan mabuk mengantarku menjauhkanku dari dunia yang menghantui Mortal
“Awake now to face my real Countenance!”
“Bangun sekarang untuk menghadapi wajah nyata saya!”
Thus to me spake Azrael in the Robe of godlike Beauty
Begitulah saya mengomel Azrael di jubah Kecantikan seperti dewa
“Hades sent His loveliest Angel
“Hades mengirim Malaikat terindahnya
to grant Thee Expiration divine!”
untuk memberikan Kadaluwarsa kepada-Mu! “
Death came in Desire's Masquerade
Kematian datang di Masquerade Desire