Neraka berdiri diam dengan tahta kosong,
with an audience ignited in a conflagration composed by their lord. Descending to their exhausted knees they begin to apprehensively examine their boiling skin which only crumbles away even at the most delicate touch. Thousands of speachless bodies pile over each other completely motionless. Over and over repeatedly this relentless process of hundreds upon thousands consumed only by their own unmistakable immorality.
dengan penonton tersulut dalam kebingungan yang disusun oleh tuan mereka. Menuruni lutut mereka yang kelelahan mereka mulai memeriksa kulit mereka yang mendidih yang hanya hancur bahkan pada sentuhan yang paling halus sekalipun. Ribuan badan tanpa kabel saling menumpuk sama sekali tanpa bergerak. Berulang kali berulang kali proses tanpa henti ratusan demi ribu ini hanya dikonsumsi oleh amoralitas mereka sendiri yang tidak salah lagi.
They can no longer depart from their dismantled remains.
Mereka tidak bisa lagi berangkat dari sisa-sisa pembongkarannya.
Over and over again.
Lagi dan lagi.
Far from its eternal home this demon stand over my crippled anatomy,
Jauh dari rumah abadi iblis ini berdiri di atas anatomi lumpuh saya,
he burries his weight into my impared lungs and spreads my ribs wide open. This cancer now inhabits my chest in complete dormancy.
Dia mengempaskan berat badannya ke paru-paru saya yang terurai dan membentangkan rusuk saya terbuka lebar. Kanker ini sekarang mendiami dada saya dalam dormansi lengkap.
I lay completely paralyzed with my entirely frozen limbs,
Aku terbaring lumpuh sepenuhnya dengan anggota tubuhku yang sepenuhnya beku,
my body turns cold, my organs shut down
Tubuhku berubah dingin, organ tubuhku mati