Arti Lirik King Missle - Wuss

1, 2, 1, 2, 3, 4
1, 2, 1, 2, 3, 4


I was a teenage wuss.
Saya adalah seorang remaja wuss.
In junior high school, I had oily, stringy hair and lots of pimples.
Di SMP, saya memiliki rambut berminyak, berserabut dan banyak jerawat.
I wore really wussy clothes.
Aku memakai baju yang sangat cantik.
Most of the other kids called me a faggot.
Sebagian besar anak-anak lain memanggilku homo.
Even some of the other wusses called me a faggot.
Bahkan beberapa wusian lainnya memanggilku homo.
There was maybe five kids in the whole school who were wussier than I was.
Mungkin ada lima anak di sekolah yang lebih buruk dariku.
I was really wussed out.
Aku benar-benar menangis.
I was afraid of girls, and guys scared the shit out of me.
Aku takut pada anak perempuan, dan cowok membuatku takut.
They used to say to me, “What are you, fucking queer?”
Mereka biasa berkata kepada saya, “Apa kabar, fucking queer?”
They wanted me to fight, to prove I wasn’t a faggot.
Mereka ingin aku bertarung, untuk membuktikan bahwa aku bukan homo.
But I didn’t fight, I ran away.
Tapi saya tidak bertengkar, saya kabur.
{cussing in the background}
{cussing in the background}
I was a wuss.
Saya adalah seorang wuss.
I was never into any sports at all.
Saya tidak pernah berolahraga sama sekali.
I never took showers after gym class.
Saya tidak pernah mandi setelah kelas olahraga.
I wore my gym clothes under my regular clothes,
Saya mengenakan pakaian olahraga di bawah pakaian biasa,
So I wouldn’t have to change in front of everybody else.
Jadi saya tidak harus berubah di depan orang lain.
I was afraid to realize my full potential in school because,
Saya takut untuk mewujudkan potensi penuh saya di sekolah karena,
To the other kids,
Untuk anak-anak yang lain,
The smarter you were,
Semakin pintar dirimu,
The wussier you were
Wussier kamu
I was a hopeless wuss.
Saya adalah seorang wuss putus asa.
Wuss, Wuss, Wuss.
Wuss, Wuss, Wuss.
I was into science fiction and math and chess.
Saya menjadi fiksi ilmiah, matematika, dan catur.
It was not fun being a wuss, and even now,
Itu tidak menyenangkan menjadi wuss, dan bahkan sekarang,
Now that I’m not nearly as much of a wuss as I once was,
Sekarang aku sama sekali tidak main-main seperti dulu,
I still feel kind of wussy from time to time:
Aku masih merasa seperti wussy dari waktu ke waktu:
Residual wussiness-
Sisa wussiness-
The kind of thing you can never really leave behind.
Hal seperti yang tidak pernah bisa Anda tinggalkan.
That’s the way it goes.
Begitulah jalannya.